Kamis, 19 September 2019

Bimbingan Karier Komprehensif


KONSEP DASAR PROGRAM BIMBINGAN KARIER KOMPREHENSIF

Oleh :
Asep Rohiman Lesmana

Karier berkaitan erat dengan pekerjaan, meskipun seseorang  dapat saja meraih sukses karier melalui jalur lain. Namun pekerjaan merupakan sarana utama untuk meraih sukses dalam berkarier.  Untuk memperoleh pekerjaan secara tepat diperlukan perencanaan yang tepat pula. Ini mengindikasikan perlunya pendidikan karier atau pelayanan bimbingam  karier yang dirancang dan dilaksanakan secara profsional. Hal ini diperkuat oleh kenyataan bahwa dunia kerja dewasa ini terus meningkat dalam persyaratan masuk, ruang lingkup dan kompleksitasnya.
Pendidikan dan bimbingan karier yang dilaksanakan di sekolah, difokuskan pada upaya mengidentifikasi sejak dini kesadaran dan minat akan pilihan-pilihan karier yang tersedia sekaligus menemukan cara-cara merencanakan arah pilihan karier, serta hubungannya dengan ciri-ciri pribadi (Manrihu, 1988: 101). Oleh karena itu, pelaksanaan bimbingan karier di sekolah terarah pada upaya mengembangkan pengetahuan dan kemampuan diri (increasing self-knowledge), informasi dunia kerja (the word of work information) melalui proses eksplorasi peluang-peluang karier (exploration posible career), dan memadukan keduanya secara serasi dalam proses perencanaan karier (Andersen dan Vandehey, 2012; Brown dan Lent, 2005; Crites, 1987).
Program bimbingan karier di sekolah seyogianya dirancang secara komprehensif untuk mengantisipasi perkembangan karier di masa yang akan datang. Siswa yang dibimbing membuat perencanaan karier di sekolah, akan menempati pekerjaan pada masa depan perjalanan hidupnya. Oleh karena itu, kemampuan siswa memilih dan membuat keputusan karier saat di bangku sekolah meskipun bersifat tentattif namun perlu dilakukan secara akurat. Hal ini sejalan dengan pendapat Rebecca M. Dedmond dan Pat Schwalliena-Giddis (Capuzzi, & Mark, 2006:277-278) bahwa siswa akan lebih mampu membuat keputusan tentang masa depan mereka jika mereka diberi kesempatan untuk mengeksplorasi kepentingan dan pilihan karier sambil menyelesaikan pendidikan formal mereka. Hal ini mengandung makna, betapa penting semua siswa berpartisipasi dan terlibat aktif dalam program pendidikan dan/atau bimbingan perkembangan karier yang komprehensif  atau holistik (Hansen, jurnal The Career Development Quarterly, Volume 49, March 2011, hal. 261). Lebih lanjut Hansen menegaskan pentingnya perencanaan hidup holistik (holistic life planning) melalui integrasi antara pekerjaan, keluarga, dan masyarakat.
Berdasar uraian tersebut, perspektif perencanaan karier peserta didik semestinya representasi dari perencanaan hidup holistik, yakni proses perencanaan karier berbasis pengembangan potensi diri  yang terintegrasi secara sinergis dengan pekerjaan, keluarga, dan masyarakat. Perspektif perencanan karier seperti ini hanya akan terwujud manakala dirancang dalam program bimbingan karier komprehensif dan dikelola secara profesional oleh konselor kualified.
Pengembangan karier siswa merupakan tanggung jawab semua pihak baik pendidik, konselor, orang tua, masyarakat, maupun mitra bisnis yang memiliki lapangan kerja. Melalui program bimbingan pengembangan karir holistik-integratif diharapkan dapat meningkatkan kompetensi karier peserta didik, baik aspek pengetahuan, sikap maupun  keterampilan sesuai dengan tuntutan dunia kerja yang akan dimasukinya kelak. Dengan demikian, layanan bimbingan karier dapat berperan memfasilitasi siswa merencanakan kariernya secara tepat, sehingga  kelak meraih sukses menjalani peran hidup yang dipilihnya. Jika ini terjadi, maka melalui bimbingan karier di sekolah siswa dapat merancang suatu rencana pribadi untuk meraih hidup bahagia dalam berkarier (constructing a personalized plant to improve life-career satisfaction) (Hold and Foster, jurnal Career Developments: Achieving Life-Career Satisfactions, Volume  29, Number 4, June 2013. Hal 18).
Program bimbingan karier di sekolah (SMA) lebih bersifat eksploratif, yang berorientasi pada pemahaman diri, pengenalan lingkungan, dan memadukan keduanya dalam proses perencanaan karier (Crites, 1987). Sebagai rujukan pengembangan program bimbingan karier di SMA,  National Career Development Association (NCDA),   telah merumuskan National Career Development Guidline (NCDG). Panduan program bimingan karier yang dikembangkan oleh NCDA ini bersifat komprehensif dan berbasis pada pengembangan kompetensi karier peserta didik.
National Career Development Guidline (NCDG), berisi sejumlah program yang dipandang cocok untuk siswa sekolah mengengah atas (kelas 9-12). National Career Development Guidline (NCDG) High School (Anderson dan Vandehey, 2012: 286-290) berisikan : (1) Personal and social development, teriri atas: Understanding the self and maintaning a positive self-concept, develop interpersonal skills and respect for deversity, integrate personal growth and chang into career development, balance roles: personal, leisure, community, learner, family, and work; (2) Educational achievement and lifelong learning, terdiri atas: Personal career goals: Educational achievement and performance, Lifelong learning to work within a diverse and changing economy; dan (3) Career Management, terdiri atas:  Career plan for career goals,  Decision making as a art of areer    development, Use of career information,   Educational, occupational, and employment skills to maintain or advance employment, Adjust career plans for employment trends, societal needs, and economic condition.
Bertolak dari NCDG dari CNDA tersebut, maka program pendidikan dan/atau bimbingan karier di SMA terfokus pada: (1) pengembangan pribadi dan sosial (personal and social development); (2) prestasi pendidikan dan belajar sepanjang hayat (educational achievement and lifelong learning), dan (3) manajemen karier (career management). Dalam program ini pengembangan kompetensi karier menjadi semakin penting, dengan dasar pemahaman/pengetahuan pribadi-sosial yang memadai didukung oleh hasil eksplorasi nyata terhadap pekerjaan dan prestasi  pendidikan. Melalui program seperti itu, siswa diharapkan mampu menemukan, memahami, dan mengevaluasi berbagai sumber informasi karir. Siswa pun dapat belajar mempersiapkan diri untuk mencari, memperoleh, memelihara, atau berganti pekerjaan, pendidikan, dan situasi pelatihan, serta pemahaman yang realistis tentang pekerjaan, ekonomi, dan gaya hidup masing-masing yang saling berhubungan. Bila program pendidikan dan/atau bimbingan karier model NCDG ini berhasil, maka siswa dapat terlibat aktif dalam pemilihan dan pengambilan keputusan karir secara tepat sebagai proses perencanaan karier holistik sepanjang hayat.
Program bimbingan karier di sekolah (SMA) lebih bersifat eksploratif, yang berorientasi pada pemahaman diri, pengenalan lingkungan, dan memadukan keduanya dalam proses perencanaan karier (Crites, 1987). Sebagai rujukan pengembangan program bimbingan karier di SMA,  National Career Development Association (NCDA),   telah merumuskan National Career Development Guidline (NCDG).
National Career Development Guidline (NCDG), berisi sejumlah program yang dipandang cocok untuk siswa sekolah mengengah atas (kelas 9-12). National Career Development Guidline (NCDG) High School (Anderson dan Vandehey, 2012: 286-290) berisikan : (1) Personal and social development, teriri atas: Understanding the self and maintaning a positive self-concept, develop interpersonal skills and respect for deversity, integrate personal growth and chang into career development, balance roles: personal, leisure, community, learner, family, and work; (2) Educational achievement and lifelong learning, terdiri atas: Personal career goals: Educational achievement and performance, Lifelong learning to work within a diverse and changing economy; dan (3) Career Management, terdiri atas:  Career plan for career goals,  Decision making as a art of areer    development, Use of career information,   Educational, occupational, and employment skills to maintain or advance employment, Adjust career plans for employment trends, societal needs, and economic condition.
Bertolak dari NCDG dari CNDA tersebut, maka program pendidikan dan/atau bimbingan karier di SMA terfokus pada: (1) pengembangan pribadi dan sosial (personal and social development); (2) prestasi pendidikan dan belajar sepanjang hayat (educational achievement and lifelong learning), dan (3) manajemen karier (career management). Dalam program ini pengembangan kompetensi karier menjadi semakin penting, dengan dasar pemahaman/pengetahuan pribadi-sosial yang memadai didukung oleh hasil eksplorasi nyata terhadap pekerjaan dan prestasi  pendidikan. Melalui program seperti itu, siswa diharapkan mampu menemukan, memahami, dan mengevaluasi berbagai sumber informasi karir. Siswa pun dapat belajar mempersiapkan diri untuk mencari, memperoleh, memelihara, atau berganti pekerjaan, pendidikan, dan situasi pelatihan, serta pemahaman yang realistis tentang pekerjaan, ekonomi, dan gaya hidup masing-masing yang saling berhubungan. Bila program pendidikan dan/atau bimbingan karier model NCDG ini berhasil, maka siswa dapat terlibat aktif dalam pemilihan dan pengambilan keputusan karir secar tepat sebagai proses perencanaan karier holistik sepanjang hayat.
Program Pengembangan Karir model NCDG ini menurut Gysbers dan Henderson (2006) untuk digunakan dalam sistem sekolah. Konselor karir diharapkan dapat membangun atau menyarankan program untuk memenuhi kebutuhan khusus wilayah tertentu atau sekolah dan realitas kehidupan Andersen dan Fandehey (2012: 286). Adapun program pengembangan karier model NCDG selengkapnya sebagai berikut.

Pedoman Pendidikan Karier NCDG: Sekolah Menangah Atas
(Andersen dan Vandehey, 2012: 287-290)

I.     Pengembangan Pribadi dan Sosial
A.       Memahami diri dan memelihara self-concept yang positif
1.     Menilai bagaimana pengembangan karir dipengaruhi oleh kemampuan, kekuatan, keterampilan, dan bakat.
2.     Bagaimana nilai (velues) suatu pekerjaan dan kebutuhan sebagai bagian dari tujuan karier ?
3.    Menilai bagaimana sikap dan tindakan dapat mempengaruhi konsep diri lain
4.    Menilai dan menunjukkan bagaimana self-concept dapat mempengaruhi prestasi pendidikan dan pekerjaan.
5.    Menyadari bahwa keberhasilan di tempat kerja dapat mempengaruhi self-concept.
6.    Bagaimana prestasi pendidikan dan/atau kesuksesan di tempat kerja berdampak pada self-concept?
B.        Mengembangkan keterampilan interpersonal dan menghargai keragaman
1.     Menilai keterampilan komunikasi personal.
2.     Menilai ketika seseorang telah jujur, adil, membantu, dan hormat dengan lainnya
3.    Menilai kapan keterampilan sosial positif  (misalnya tata krama) memberikan keuntungan dalam interaksi interpersonal.
4.    Menilai keterampilan pribadi untuk bekerja dalam kelompok.
5.    Menilai resolusi konflik pribadi dan keterampilan negosiasi.
6.    Apa konsekuensi dari keterlibatan dalam perilaku yang pantas dan tidak pantas di berbagai situasi (misalnya, sekolah, sosial, pekerjaan)
7.    Memberikan contoh menghadapi tekanan dari luar dan menganalisa bagaimana hal itu mempengaruhi perilaku seseorang.
8.    Menjelaskan bagaimana seseorang menerima tanggung jawab atas perilakunya. Menganalisis kemampuan untuk menerima tanggung jawab atas perilakunya.
9.    Memberikan contoh pengetahuan tentang, menghormati, bersikap terbuka, dan menghargai keragaman manusia. Menganalisis seberapa baik seseorang menghadapi perbedaan.
10. Mengggunakan contoh untuk menunjukan bagaimana bekerja dengan beragam kelompok telah memberikan manfaat pembelajaran dan akademis.
C.        Mengintegrasikan pertumbuhan pribadi dan perubahan dalam pengembangan karir
1.     Memberikan contoh perubahan tubuh dan pikiran. melihat minat karir yang telah berubah sampai saat ini. Memprediksi kemungkinan perubahan di kemudian hari. Menghubungkan perubahan dengan perkembangan karir.
2.     Memberikan contoh pribadi tentang kebiasaan sehat. dimana kebiasan sehat akan berdampak positif pada pengembangan karir (misalnya kebiasan belajar baik dan minat di perguruan tinggi)
3.    Menghubungkan waktu dengan motivasi dan cita-cita yang telah berubah pada perkembangan karir. Apakah cita-cita dipengaruhi oleh perubahan ?
4.    Memberikan contoh peristiwa eksternal yang membawa perubahan dalam hidup dan keterampilan mengevaluasi.
5.    Menggambarkan situasi dan masalah di sekolah atau di tempat kerja dimana dibutuhkan pertolongan dari oranglain. Menghubungkan perilaku yang sama di situasi kerja dikemudian hari. Mengeveluasi bagaimana orang sukses mencari bantuan.
6.    Menggambarkan waktu ketika seseorang dapat beradaptasi atau fleksibel. Kapan memulai atau menanggapi perubahan dan mengevaluasi keberhasilan.
D.       Keseimbangan peran: pribadi, waktu luang, komunitas, pelajar, keluarga, dan pekerja.
1.     Menggambarkan ragam peran pribadi dalam kehidupan sehari-hari termasuk waktu luang, komunitas, keluarga, dan pekerja. Mengevaluasi bagaimana ragam peran berdampak positif atau negatif terhadap tujuan karir.
2.     Menggambarkan strategi pribadi untuk menyeimbangkan bermacam-macam peran dalam kehidupan. Menilai bagaimana beragam perubahan dapat mempengaruhi pencapaian tujuan karir.
II.    Prestasi Pendidikan dan Belajar Sepanjang Hayat
A.       Tujuan karir pribadi: pelaksanaan dan prestasi pendidikan
1.     Menilai seberapa baik prestasi dan pelaksanaan pendidikan telah memenuhi tujuan pribadi dan karir serta sehingga memperoleh strategi untuk langkah berikutnya.
2.     Menunjukkan bagaimana pengetahuan tentang suatu gaya belajar seseorang dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi dan pelaksanaan pendidikan. kemudian menganalisis bagaimana seseorang dapat menggunakan informasi ini untuk memaksimal-kan prestasi dan pelaksanaan pendidikan.
3.    Menilai bagaimana sikap dan  perilaku seseorang  mendorong pelaksanaan dan prestasi pendidikan.
4.   Menghubungkan pelaksanaan dan prestasi pendidikan kepada macam-macam karir. Menilai seberapa siap seseorang untuk memasuki dunia kerja
B.        Belajar Sepanjang Hayat untuk Bekerja dalam Perekonomian yang Beragam dan Berubah
1.     Mendemonstrasikan bagaimana belajar sepanjang hayat penting dalam ekonomi yang beragam dan berubah. Menilai apakah seseorang memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk sukses dalam ekonomi yang beragam dan berubah.
2.     Bagaimana pengalaman belajar khusus  mempengaruhi identitas?
3.    Mengevaluasi kemampuan untuk menjadi pembelajar mandiri.
4.    Menjelaskan dan menunjukkan pemahaman tentang syarat-syarat untuk transisi dari satu tingkat ke yang lain (contoh dari SMP ke SMA; memperkirakan transisi dari SMA ke dunia kerja atau pendidikan atau pelatihan lanjutan. Akhirnya, menilai pengetahuan pribadi dan keterampilan dalam membuat transisi tersebut.
5.    Mengidentifikasi dan menilai berbagai pengalaman belajar berlangsung (contohnya program persiapan kuliah, militer, kebutuhan pelatihan kerja)
6.    Menilai dan memilih untuk berpartisipasi dalam berbagai pengalaman belajar  yang akan menyiapkan seseorang dalam perekonomian yang beragam dan berubah.
7.    Mengevaluasi pengalaman belajar alami (natural learning) dan informal yang berkaitan dengan pengembangan karir. Melihat bagaimana seseorang mengintegrasikan pembelajaran alami (natural learning) , informal dengan pendidikan formal atau pelatihan.
III.  Manajemen Karir
A.  Perencanaan karir untuk tujuan karir
1.     Menerima bahwa perencanaan karir untuk mencapai tujuan karir sepanjang hayat. Menjelaskan bagaimana seseorang akan menggunakan strategi perencanaan karir dan mengevaluasi apakah strategi perencanaan karir saat ini bergerak ke arah tujuan karir.
2.     Mengembangkan rencana karir dan menilai kemampuan seseorang untuk menyesuaikan rencana sesuai kebutuhan
3.    Membuat tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang pendidikan, pekerjaan, dan gaya hidup. Langkah-langkah apa yang telah diambil untuk mencapai kedua tingkat tujuan tersebut?
4.    Mengevaluasi kembali tujuan dan membuat penyesuaian yang diperlukan.
5.    Menggambarkan keterampilan dan sifat-sifat pribadi berhubungan dengan kesuksesan karir yang sukses seperti ketahanan, self-efficasy, fleksibilitas, dan lain-lain. Mempelajari bagaimana mengenali trend dan perubahan dalam tenaga kerja.
6.    Mengevaluasi sifat-sifat dan keterampilan manajemen karir pribadi selama ini.
7.    Memberikan contoh perubahan rencana karir berdasarkan perubahan dalam diri dan/atau dunia kerja. Menilai seberapa baik seseorang mengintegrasikan perubahan ke dalam rencana karir.
B.        Pengambilan keputusan sebagai bagian dari perkembangan karir
1.     Memberikan contoh keputusan masa lalu yang menyoroti gaya pengambilan keputusan dan menilai kapan gaya keputusan seseorang berhasil dan tidak berhasil
2.     Belajar tentang beberapa model pengambilan keputusan. Menggunakan salah satu untuk membuat sebuah keputusan dan mengevaluasi model mana yang cocok.
3.    Memberikan masalah, mengidentikasi informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan (misalnya pribadi, ekonomi, pendidikan). Menggunakan infomasi untuk membuat keputusan, dan mengevaluasi seberapa baik seseorang menggunakan informasi.
4.    Dalam melihat keputusan masa lalu, menjelaskan bagaimana seseorang mempertimbangkan beberapa alternatif, dan bagaimana proses berdampak pada keputusan akhir yang dibuat. seberapa baik seseorang mempertimbangkan berbagai pilihan?
5.    Memberikan contoh kapan prioritas pribadi, budaya, kepercayaan, dan nilai berdampak pada keputusan seseorang. Menilai bagaimana daerah ini berdampak pada keputusan.
6.    Menganalisa dampak pengalaman pribadi dengan pengalaman pendidikan, pekerjaan, dan pengalaman keluarga pada pengambilan keputusan.
7.    Mengevaluasi bagaimana seseorang dapat sadar dan mengelola bias serta stereotip ketika membuat keputusan.
8.    Menggunakan rekognisi masa lalu ketika ada kesempatan terlibat dalam pengambilan keputusan.
9.    Memikirkan tentang kompromi yang mungkin harus dilakukan dalam pengambilan keputusan karir (misalnya memilih suatu pendidikan/ program pelatihan atas lainnya). Mengevaluasi seberapa baik seseorang melakukan kompromi.
C.        Menggunakan infomasi karir
1.     Pertama, pikirkan tentang infomasi apa yang dapat diperoleh untuk menjadi informasi yang lebih baik tentang rencana karir, seperti program seleksi, kemudian mengevaluasi bagaimana informasi karir telah mempengaruhi rencana karir. memperbaiki perencanaan agar lebih akurat, terkini, dan tidak bias.
2.     Menggunakan informasi karir di berbagai ranah: pekerjaan, pelatihan dan pendidikan, jabatan, dan ekonomi.
3.    Mengevaluasi kualitas informasi karir yang digunakan dari sisi akurasi, kelengkapan, bias, dan kekiniannya.
4.    Memilih sistem klasifikasi pekerjaan yang cocok dan paling menguntungkan dalam perencanaan karir.
5.    Mengevaluasi keterbukaan terhadap karir non tradisional secara realistis. Dan bagaimana hal tersebut berdampak pada perencanaan karir.
6.    Menilai keutungan dan kerugian memilih pekerjaan non tradisional. Memutuskan  apakah ini adalah sebuah pilihan dan mengevaluasi dampak keputusan/pilihan ini pada perencanaan karir .
D.       Keterampilan yang berhubungan dengan pendidikan, jabatan, dan pekerjaan untuk mempertahankan atau memajukan jabatan/ pekerjaan
1.     Mengevaluasi keterampilan akademik, pekerjaan, dan jabatan umum.
2.     Mendemonstrasikan dan menilai keterampilan mencari pekerjaan seperti menulis resume dan surat lamaran, mengisi lamaran pekerjaan, wawancara, dan mengidentifikasi serta menindaklanjuti arah pekerjaan.
3.    Mendemonstrasikan dan menilai keterampilan berpikir kritis; pemecahan masalah, manajemen sumber daya, informasi, dan teknologi; keterampilan interpersonal; jujur; ketergantungan dalam hal pendidikan dan dunia kerja.
4.    Mengevaluasi keterampilan saat ini yang dapat dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain
5.    Menilai dampak geografis terhadap peluang karir.
6.    Membuat keputusan berwirausaha. Jika berwirausaha yang diinginkan, apakah keputusan ini konsisten dengan tujuan karir?
7.    Mendemonstrasikan beberapa keterampilan mempromosikan diri (marketing oneself) dalam dunia kerja.
E.        Menyesuaikan rencana karier dengan trend pekerjaan, kebutuhan masyarakat, dan kondisi ekonomi.
1.     Mencermati kebutuhan masyarakat yang dapat berdampak pada rencana karir. Menjelaskan bagaimana manajemen karir disesuaikan dengan perubahan kebutuhan masyarakat.
2.     Menjelaskan bagaimana seseorang menanggapi, memperhatikan manajemen karir, mengubah kondisi ekonomi (menggunakan kejadian nyata masa lalu atau sekarang).  Menilai hasil respon.
3.    Berdasarkan rencana karir sekarang, seberapa baik seseorang menanggapi perubahan trend pekerjaan saat ini.

Referensi :

American Counseling Association. Counseling Today. Journal. Working with LGBT Clients & Issues. April 2015. Volume 57/Number10.
Anderson, P & Vendehey, M. (2012). Career Counseling and Development in Global Economy. Belmont, USA: Brooke/Cole Change Learning.
Budiamin, A. (ed). (1008). Minat dalam Pemilihan Karier: Konsepsi, Implikasi dan Implementasinya bagi Bimbingan di Sekolah. Bandung: Prodi BK Sekolah Pascasarjana UPI.
Brown, D. & Associates. (2002). Craeer Choice and Development. San Fransisco: John Wiley & Sons, inc.
Brown, S.T. & Lent, R. W. (2005). Career Development and Counseling: Putting Theory and Research to Work. New Jersey: John Wiley & Sons. Inc.
Browers, J.L. & Hatch, P.A. (2002). The National Model for School Counseling Programs. ASCA (American School Counselor Association).
Crytes, J. C. (1987). Career Counseling: Theories and Practices. New Jersey: Prentice-Hill, Inc.
Depdiknas. (2003). Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Puskur Balitbang, Depdiknas.
Dillard, John Milton. (1987). Long Life Career Planning. New York: Mc. Milan Publishing.
Gysber’s, N. C. & Moore, E. J. (1983). Career Counseling: Skills and Technique for Practioner. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Hafid, D.H. (Ed). (2008). Beragam Perspektif Mutakhir dalam Bimbingan dan Konseling Karir. Bandung: Publikasi Prodi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pascasarjana UPI.
Healy, C.G. (1982). Career Development; Counseling Through the Life stages. Massachusetts, Atlantic Avenue, Boston: Allyn & Bacon Inc.
Her, E.L. & Cramers, S.H. (1984). Career Guidance Throught The Life Span. Boston: Litle, Brown & Co.
Kidd, J.M. (2006). Understanding Career Counselling; Theory, Research and Practice. London. Thousand Oaks. New Delhi: SAGE Publications.
Manrihu, M. T. (1986). Studi tentang Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karier Siswa SMA di Sulawesi Selatan. Disertasi. Fakultas Pascasarjana IKIP Bandung. Tidak diterbitkan.
Nathan, R & Hill, L. (2012). Career Counseling. London: Sage Publication.
Nuraeni, Yeyet. (2011). Program Bimbingan Karir Berdasarkan Profil Orientasi Karir Siswa Sekolah Menengah Atas. Skripsi. Jurusan PPB FIP UPI: tidak diterbitkan.
Patton, W & McMahon, M. (2006. Career Development and System Theory. Rotterdam, The Netherlads: Sense Publishers.
Sari, L. (2012). Profil Self Efficacy Karir Peserta Didik MAN 2 Kota Bandung. Skripsi. Bandung: Jurusan PPB FIP UPI: Tidak diterbitkan.
Sharf, R. (1993). Aplying of Counseling Theories. New York: Mc.Millan.
Sudjani. (2012). Model Konseling Karir Trait and Factor untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa SMKN Di Kota Bandung. Disertasi. Bandung: Sekolah Pasca Sarjana UPI: tidak diterbitkan.
Supriatna, M. (2009). Layanan Bimbingan Karir di Sekolah Menengah. Bandung: depdiknas dan UPI.
National Career Development Association. The Career Development Quarterly. Journal. Volume 49, March 2011.
National  Career Development Association. The Career Development Quarterly, Journal. Volume 61 Number 1 March 2013.
National  Career Development Association. The Career Development Quarterly, Journal. Volume 61 Number 2 June 2013.
National Career Development Association. The Career Development. Journal. Achieving Life-Career Satisfactions, Volume  29, Number 4, June 2013.
National  Career Development Association. The Career Development Quarterly, Journal. Volume 61 Number 3 September 2013.
National Career Development Association. Career Devemopments. Journal. International Issues in Career Development: A Global Perspevtive. Volume 31 Number 2. Srping 2015.
National Career Development Association. The Career Devemopment Quarterly (CDQ). Journal. Volume 63, Number 1, March 2015.
Zunker, V. G. (2006). Career Counseling: A Holistic Approach. Texas State University: Thomson Brooks/Cole.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penguatan Integrasi Pendidikan

PENGUATAN INTEGRASI PENDIDIKAN DALAM ERA DISUPSI Oleh :  Asep Rohiman Lesmana, M.Pd. Pendidikan merupakan suatu entitas yang s...