KONSEP DASAR PROGRAM BIMBINGAN KARIER KOMPREHENSIF
Oleh :
Asep Rohiman Lesmana
Karier
berkaitan erat dengan pekerjaan, meskipun seseorang dapat saja meraih
sukses karier melalui jalur lain. Namun pekerjaan
merupakan sarana utama untuk meraih sukses dalam berkarier. Untuk memperoleh pekerjaan secara
tepat diperlukan perencanaan yang tepat pula. Ini mengindikasikan perlunya
pendidikan karier atau pelayanan bimbingam
karier yang dirancang dan dilaksanakan secara profsional. Hal ini
diperkuat oleh kenyataan bahwa dunia kerja dewasa ini terus meningkat dalam persyaratan
masuk, ruang
lingkup dan kompleksitasnya.
Pendidikan dan
bimbingan
karier yang dilaksanakan di sekolah, difokuskan pada upaya mengidentifikasi sejak dini kesadaran dan minat akan
pilihan-pilihan karier yang
tersedia sekaligus menemukan cara-cara merencanakan arah pilihan karier, serta
hubungannya dengan ciri-ciri pribadi (Manrihu, 1988: 101). Oleh karena
itu, pelaksanaan bimbingan karier di sekolah terarah pada upaya mengembangkan
pengetahuan dan kemampuan diri (increasing
self-knowledge), informasi dunia kerja (the
word of work information) melalui proses eksplorasi peluang-peluang karier
(exploration posible career), dan
memadukan keduanya secara serasi dalam proses perencanaan karier (Andersen dan
Vandehey, 2012; Brown dan Lent, 2005; Crites, 1987).
Program
bimbingan karier di sekolah seyogianya dirancang secara komprehensif untuk
mengantisipasi perkembangan karier di masa yang akan datang. Siswa yang
dibimbing membuat perencanaan karier di sekolah, akan menempati pekerjaan pada
masa depan perjalanan hidupnya. Oleh karena itu, kemampuan siswa memilih dan
membuat keputusan karier saat di bangku sekolah meskipun bersifat tentattif
namun perlu dilakukan secara akurat. Hal ini sejalan dengan pendapat Rebecca
M. Dedmond dan Pat Schwalliena-Giddis (Capuzzi,
& Mark, 2006:277-278) bahwa siswa akan lebih mampu membuat keputusan
tentang masa depan mereka jika mereka diberi kesempatan untuk mengeksplorasi
kepentingan dan pilihan karier sambil menyelesaikan pendidikan formal mereka.
Hal ini mengandung makna, betapa penting semua siswa
berpartisipasi dan terlibat aktif dalam program pendidikan dan/atau bimbingan
perkembangan karier yang komprehensif atau holistik (Hansen, jurnal The Career Development Quarterly, Volume 49,
March 2011, hal. 261). Lebih lanjut Hansen menegaskan pentingnya
perencanaan hidup holistik (holistic life
planning) melalui integrasi antara pekerjaan, keluarga, dan masyarakat.
Berdasar uraian tersebut, perspektif perencanaan karier peserta didik
semestinya representasi dari perencanaan hidup holistik, yakni proses
perencanaan karier berbasis pengembangan potensi diri yang terintegrasi secara sinergis dengan
pekerjaan, keluarga, dan masyarakat. Perspektif perencanan karier seperti ini
hanya akan terwujud manakala dirancang dalam program bimbingan karier
komprehensif dan dikelola secara profesional oleh konselor kualified.
Pengembangan karier siswa merupakan
tanggung jawab semua pihak baik pendidik, konselor, orang tua, masyarakat, maupun mitra
bisnis yang memiliki lapangan kerja. Melalui program bimbingan pengembangan karir holistik-integratif diharapkan dapat meningkatkan kompetensi karier peserta didik, baik aspek pengetahuan,
sikap maupun keterampilan sesuai dengan tuntutan dunia kerja yang akan dimasukinya kelak. Dengan demikian, layanan bimbingan karier dapat berperan
memfasilitasi siswa merencanakan kariernya secara tepat, sehingga kelak meraih sukses
menjalani peran
hidup yang dipilihnya. Jika ini terjadi, maka melalui bimbingan karier di
sekolah siswa dapat merancang suatu rencana pribadi untuk meraih hidup bahagia
dalam berkarier (constructing a
personalized plant to improve life-career satisfaction) (Hold and Foster,
jurnal Career Developments: Achieving
Life-Career Satisfactions, Volume 29,
Number 4, June 2013. Hal 18).
Program bimbingan karier di sekolah (SMA) lebih bersifat eksploratif, yang
berorientasi pada pemahaman diri, pengenalan lingkungan, dan memadukan keduanya
dalam proses perencanaan karier (Crites, 1987). Sebagai rujukan pengembangan
program bimbingan karier di SMA, National Career Development Association (NCDA), telah merumuskan National Career Development Guidline (NCDG).
Panduan program bimingan karier yang dikembangkan oleh NCDA ini bersifat
komprehensif dan berbasis pada pengembangan kompetensi karier peserta didik.
National Career Development Guidline (NCDG), berisi sejumlah program yang dipandang cocok untuk siswa sekolah mengengah
atas (kelas 9-12). National Career Development Guidline (NCDG)
High School (Anderson dan Vandehey,
2012: 286-290) berisikan : (1) Personal and social development, teriri atas: Understanding the self and maintaning a positive self-concept, develop
interpersonal skills and respect for deversity, integrate personal growth and
chang into career development, balance roles: personal, leisure, community,
learner, family, and work; (2) Educational achievement and lifelong
learning, terdiri atas: Personal career goals: Educational
achievement and performance, Lifelong learning to work within a diverse and
changing economy; dan (3) Career Management, terdiri atas: Career
plan for career goals, Decision making
as a art of areer development, Use of
career information, Educational,
occupational, and employment skills to maintain or advance employment, Adjust
career plans for employment trends, societal needs, and economic condition.
Bertolak dari NCDG dari CNDA tersebut,
maka program pendidikan dan/atau bimbingan karier di SMA terfokus pada:
(1) pengembangan pribadi dan sosial (personal and social development); (2) prestasi pendidikan dan belajar sepanjang hayat (educational achievement and lifelong learning), dan (3) manajemen karier (career
management). Dalam
program ini pengembangan
kompetensi karier menjadi semakin penting, dengan dasar pemahaman/pengetahuan pribadi-sosial yang memadai didukung oleh hasil
eksplorasi nyata terhadap pekerjaan dan prestasi pendidikan. Melalui program seperti itu, siswa diharapkan
mampu menemukan, memahami, dan mengevaluasi berbagai sumber informasi
karir. Siswa pun dapat belajar
mempersiapkan diri untuk mencari, memperoleh, memelihara, atau berganti
pekerjaan, pendidikan, dan situasi pelatihan, serta pemahaman
yang realistis tentang pekerjaan, ekonomi, dan gaya hidup masing-masing yang saling berhubungan. Bila program pendidikan dan/atau bimbingan karier model
NCDG ini berhasil, maka
siswa dapat terlibat aktif dalam pemilihan dan
pengambilan keputusan karir secara tepat
sebagai proses perencanaan karier holistik sepanjang hayat.
Program bimbingan karier di sekolah (SMA) lebih bersifat eksploratif, yang
berorientasi pada pemahaman diri, pengenalan lingkungan, dan memadukan keduanya
dalam proses perencanaan karier (Crites, 1987). Sebagai rujukan pengembangan
program bimbingan karier di SMA, National Career Development Association (NCDA), telah merumuskan National Career Development Guidline (NCDG).
National Career Development Guidline (NCDG), berisi sejumlah program yang dipandang cocok untuk siswa sekolah mengengah
atas (kelas 9-12). National Career Development Guidline (NCDG)
High School (Anderson dan Vandehey, 2012: 286-290) berisikan : (1) Personal
and social development,
teriri atas: Understanding the
self and maintaning a positive self-concept, develop interpersonal skills and
respect for deversity, integrate personal growth and chang into career
development, balance roles: personal, leisure, community, learner, family, and
work; (2) Educational achievement and lifelong learning, terdiri atas: Personal career goals: Educational achievement and performance,
Lifelong learning to work within a diverse and changing economy; dan (3) Career
Management, terdiri atas: Career
plan for career goals, Decision making
as a art of areer development, Use of
career information, Educational,
occupational, and employment skills to maintain or advance employment, Adjust
career plans for employment trends, societal needs, and economic condition.
Bertolak dari NCDG dari CNDA tersebut,
maka program pendidikan dan/atau bimbingan karier di SMA terfokus pada:
(1) pengembangan pribadi dan sosial (personal and social development); (2) prestasi pendidikan dan belajar sepanjang hayat (educational achievement and lifelong learning), dan (3) manajemen karier (career
management). Dalam
program ini pengembangan
kompetensi karier menjadi semakin penting, dengan dasar pemahaman/pengetahuan pribadi-sosial yang memadai didukung oleh hasil
eksplorasi nyata terhadap pekerjaan dan prestasi pendidikan. Melalui program seperti itu, siswa diharapkan
mampu menemukan, memahami, dan mengevaluasi berbagai sumber informasi
karir. Siswa pun dapat belajar
mempersiapkan diri untuk mencari, memperoleh, memelihara, atau berganti
pekerjaan, pendidikan, dan situasi pelatihan, serta pemahaman
yang realistis tentang pekerjaan, ekonomi, dan gaya hidup masing-masing yang saling berhubungan. Bila program pendidikan dan/atau bimbingan karier model
NCDG ini berhasil, maka
siswa dapat terlibat aktif dalam pemilihan dan
pengambilan keputusan karir secar tepat
sebagai proses perencanaan karier holistik sepanjang hayat.
Program Pengembangan Karir model NCDG ini menurut Gysbers dan Henderson (2006) untuk
digunakan dalam sistem sekolah. Konselor karir diharapkan dapat membangun atau menyarankan program
untuk memenuhi kebutuhan khusus wilayah tertentu
atau sekolah dan realitas kehidupan
Andersen dan Fandehey (2012: 286). Adapun program pengembangan karier model
NCDG selengkapnya sebagai berikut.
Pedoman Pendidikan Karier NCDG: Sekolah Menangah Atas
(Andersen dan
Vandehey, 2012: 287-290)
I. Pengembangan
Pribadi dan Sosial
A.
Memahami
diri dan memelihara self-concept yang
positif
1.
Menilai
bagaimana pengembangan karir dipengaruhi oleh kemampuan, kekuatan,
keterampilan, dan bakat.
2. Bagaimana nilai (velues) suatu pekerjaan dan kebutuhan sebagai bagian dari tujuan
karier ?
3. Menilai bagaimana sikap dan tindakan
dapat mempengaruhi konsep diri lain
4. Menilai dan menunjukkan bagaimana self-concept dapat mempengaruhi
prestasi pendidikan dan pekerjaan.
5. Menyadari bahwa keberhasilan di
tempat kerja dapat mempengaruhi self-concept.
6. Bagaimana prestasi pendidikan
dan/atau kesuksesan di tempat kerja berdampak pada self-concept?
B.
Mengembangkan
keterampilan interpersonal dan menghargai keragaman
1. Menilai keterampilan komunikasi
personal.
2. Menilai ketika seseorang telah jujur,
adil, membantu, dan hormat dengan lainnya
3. Menilai kapan keterampilan sosial
positif (misalnya tata krama)
memberikan keuntungan dalam interaksi interpersonal.
4. Menilai keterampilan pribadi untuk
bekerja dalam kelompok.
5. Menilai resolusi konflik pribadi dan
keterampilan negosiasi.
6. Apa konsekuensi dari keterlibatan
dalam perilaku yang pantas dan tidak pantas di berbagai situasi (misalnya,
sekolah, sosial, pekerjaan)
7. Memberikan contoh menghadapi tekanan
dari luar dan menganalisa bagaimana hal itu mempengaruhi perilaku seseorang.
8. Menjelaskan bagaimana seseorang
menerima tanggung jawab atas perilakunya. Menganalisis kemampuan untuk
menerima tanggung jawab atas perilakunya.
9. Memberikan contoh pengetahuan
tentang, menghormati, bersikap terbuka, dan menghargai keragaman manusia.
Menganalisis seberapa baik seseorang menghadapi perbedaan.
10. Mengggunakan contoh untuk menunjukan
bagaimana bekerja dengan beragam kelompok telah memberikan manfaat
pembelajaran dan akademis.
C.
Mengintegrasikan
pertumbuhan pribadi dan perubahan dalam pengembangan karir
1. Memberikan contoh perubahan tubuh dan
pikiran. melihat minat karir yang telah berubah sampai saat ini. Memprediksi
kemungkinan perubahan di kemudian hari. Menghubungkan perubahan dengan
perkembangan karir.
2. Memberikan contoh pribadi tentang
kebiasaan sehat. dimana kebiasan sehat akan berdampak positif pada
pengembangan karir (misalnya kebiasan belajar baik dan minat di perguruan
tinggi)
3. Menghubungkan waktu dengan motivasi
dan cita-cita yang telah berubah pada perkembangan karir. Apakah cita-cita
dipengaruhi oleh perubahan ?
4. Memberikan contoh peristiwa eksternal
yang membawa perubahan dalam hidup dan keterampilan mengevaluasi.
5. Menggambarkan situasi dan masalah di
sekolah atau di tempat kerja dimana dibutuhkan pertolongan dari oranglain.
Menghubungkan perilaku yang sama di situasi kerja dikemudian hari.
Mengeveluasi bagaimana orang sukses mencari bantuan.
6. Menggambarkan waktu ketika seseorang
dapat beradaptasi atau fleksibel. Kapan memulai atau menanggapi perubahan dan
mengevaluasi keberhasilan.
D. Keseimbangan peran: pribadi, waktu
luang, komunitas, pelajar, keluarga, dan pekerja.
1. Menggambarkan ragam peran pribadi
dalam kehidupan sehari-hari termasuk waktu luang, komunitas, keluarga, dan
pekerja. Mengevaluasi bagaimana ragam peran berdampak positif atau negatif
terhadap tujuan karir.
2. Menggambarkan strategi pribadi untuk
menyeimbangkan bermacam-macam peran dalam kehidupan. Menilai bagaimana
beragam perubahan dapat mempengaruhi pencapaian tujuan karir.
II. Prestasi
Pendidikan dan Belajar Sepanjang Hayat
A.
Tujuan
karir pribadi: pelaksanaan dan prestasi pendidikan
1. Menilai seberapa baik prestasi dan
pelaksanaan pendidikan telah memenuhi tujuan pribadi dan karir serta sehingga
memperoleh strategi untuk langkah berikutnya.
2. Menunjukkan bagaimana pengetahuan
tentang suatu gaya belajar seseorang dapat digunakan untuk meningkatkan
prestasi dan pelaksanaan pendidikan. kemudian menganalisis bagaimana
seseorang dapat menggunakan informasi ini untuk memaksimal-kan prestasi dan pelaksanaan pendidikan.
3. Menilai bagaimana sikap dan perilaku seseorang mendorong pelaksanaan dan prestasi
pendidikan.
4.
Menghubungkan
pelaksanaan dan prestasi pendidikan kepada macam-macam karir. Menilai
seberapa siap seseorang untuk memasuki dunia kerja
B.
Belajar
Sepanjang Hayat untuk Bekerja dalam Perekonomian yang Beragam dan Berubah
1. Mendemonstrasikan bagaimana belajar
sepanjang hayat penting dalam ekonomi yang beragam dan berubah. Menilai
apakah seseorang memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk sukses dalam
ekonomi yang beragam dan berubah.
2. Bagaimana pengalaman belajar
khusus mempengaruhi identitas?
3. Mengevaluasi kemampuan untuk menjadi
pembelajar mandiri.
4. Menjelaskan dan menunjukkan pemahaman
tentang syarat-syarat untuk transisi dari satu tingkat ke yang lain (contoh
dari SMP ke SMA; memperkirakan transisi dari SMA ke dunia kerja atau
pendidikan atau pelatihan lanjutan. Akhirnya, menilai pengetahuan pribadi dan
keterampilan dalam membuat transisi tersebut.
5. Mengidentifikasi dan menilai berbagai
pengalaman belajar berlangsung (contohnya program persiapan kuliah, militer,
kebutuhan pelatihan kerja)
6. Menilai dan memilih untuk
berpartisipasi dalam berbagai pengalaman belajar yang akan menyiapkan seseorang dalam
perekonomian yang beragam dan berubah.
7. Mengevaluasi pengalaman belajar alami
(natural learning) dan informal
yang berkaitan dengan pengembangan karir. Melihat bagaimana seseorang
mengintegrasikan pembelajaran alami (natural
learning) , informal dengan pendidikan formal atau pelatihan.
III. Manajemen
Karir
A. Perencanaan karir untuk tujuan karir
1. Menerima bahwa perencanaan karir
untuk mencapai tujuan karir sepanjang hayat. Menjelaskan bagaimana seseorang
akan menggunakan strategi perencanaan karir dan mengevaluasi apakah strategi
perencanaan karir saat ini bergerak ke arah tujuan karir.
2. Mengembangkan rencana karir dan
menilai kemampuan seseorang untuk menyesuaikan rencana sesuai kebutuhan
3. Membuat tujuan jangka pendek dan
tujuan jangka panjang pendidikan, pekerjaan, dan gaya hidup. Langkah-langkah
apa yang telah diambil untuk mencapai kedua tingkat tujuan tersebut?
4. Mengevaluasi kembali tujuan dan
membuat penyesuaian yang diperlukan.
5. Menggambarkan keterampilan dan
sifat-sifat pribadi berhubungan dengan kesuksesan karir yang sukses seperti
ketahanan, self-efficasy, fleksibilitas,
dan lain-lain. Mempelajari bagaimana mengenali trend dan perubahan dalam
tenaga kerja.
6. Mengevaluasi sifat-sifat dan
keterampilan manajemen karir pribadi selama ini.
7. Memberikan contoh perubahan rencana
karir berdasarkan perubahan dalam diri dan/atau dunia kerja. Menilai seberapa
baik seseorang mengintegrasikan perubahan ke dalam rencana karir.
B.
Pengambilan
keputusan sebagai bagian dari perkembangan karir
1. Memberikan contoh keputusan masa lalu
yang menyoroti gaya pengambilan keputusan dan menilai kapan gaya keputusan
seseorang berhasil dan tidak berhasil
2. Belajar tentang beberapa model
pengambilan keputusan. Menggunakan salah satu untuk membuat sebuah keputusan
dan mengevaluasi model mana yang cocok.
3. Memberikan masalah, mengidentikasi
informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan (misalnya pribadi, ekonomi,
pendidikan). Menggunakan infomasi untuk membuat keputusan, dan mengevaluasi
seberapa baik seseorang menggunakan informasi.
4. Dalam melihat keputusan masa lalu,
menjelaskan bagaimana seseorang mempertimbangkan beberapa alternatif, dan
bagaimana proses berdampak pada keputusan akhir yang dibuat. seberapa baik
seseorang mempertimbangkan berbagai pilihan?
5. Memberikan contoh kapan prioritas
pribadi, budaya, kepercayaan, dan nilai berdampak pada keputusan seseorang.
Menilai bagaimana daerah ini berdampak pada keputusan.
6. Menganalisa dampak pengalaman pribadi
dengan pengalaman pendidikan, pekerjaan, dan pengalaman keluarga pada
pengambilan keputusan.
7. Mengevaluasi bagaimana seseorang
dapat sadar dan mengelola bias serta stereotip ketika membuat keputusan.
8. Menggunakan rekognisi masa lalu
ketika ada kesempatan terlibat dalam pengambilan keputusan.
9. Memikirkan tentang kompromi yang
mungkin harus dilakukan dalam pengambilan keputusan karir (misalnya memilih
suatu pendidikan/ program pelatihan atas lainnya). Mengevaluasi seberapa baik
seseorang melakukan kompromi.
C.
Menggunakan
infomasi karir
1. Pertama, pikirkan tentang infomasi
apa yang dapat diperoleh untuk menjadi informasi yang lebih baik tentang
rencana karir, seperti program seleksi, kemudian mengevaluasi bagaimana
informasi karir telah mempengaruhi rencana karir. memperbaiki perencanaan
agar lebih akurat, terkini, dan tidak bias.
2. Menggunakan informasi karir di
berbagai ranah: pekerjaan, pelatihan dan pendidikan, jabatan, dan ekonomi.
3. Mengevaluasi kualitas informasi karir
yang digunakan dari sisi akurasi, kelengkapan, bias, dan kekiniannya.
4. Memilih sistem klasifikasi pekerjaan
yang cocok dan paling menguntungkan dalam perencanaan karir.
5. Mengevaluasi keterbukaan terhadap
karir non tradisional secara realistis. Dan bagaimana hal tersebut berdampak
pada perencanaan karir.
6. Menilai keutungan dan kerugian
memilih pekerjaan non tradisional. Memutuskan
apakah ini adalah sebuah pilihan dan mengevaluasi dampak
keputusan/pilihan ini pada perencanaan karir .
D. Keterampilan yang berhubungan dengan
pendidikan, jabatan, dan pekerjaan untuk mempertahankan atau memajukan
jabatan/ pekerjaan
1. Mengevaluasi keterampilan akademik,
pekerjaan, dan jabatan umum.
2. Mendemonstrasikan dan menilai
keterampilan mencari pekerjaan seperti menulis resume dan surat lamaran,
mengisi lamaran pekerjaan, wawancara, dan mengidentifikasi serta
menindaklanjuti arah pekerjaan.
3. Mendemonstrasikan dan menilai
keterampilan berpikir kritis; pemecahan masalah, manajemen sumber daya,
informasi, dan teknologi; keterampilan interpersonal; jujur; ketergantungan
dalam hal pendidikan dan dunia kerja.
4. Mengevaluasi keterampilan saat ini
yang dapat dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain
5. Menilai dampak geografis terhadap
peluang karir.
6. Membuat keputusan berwirausaha. Jika
berwirausaha yang diinginkan, apakah keputusan ini konsisten dengan tujuan
karir?
7. Mendemonstrasikan beberapa
keterampilan mempromosikan diri (marketing
oneself) dalam dunia kerja.
E.
Menyesuaikan
rencana karier dengan trend pekerjaan, kebutuhan masyarakat, dan kondisi ekonomi.
1. Mencermati
kebutuhan masyarakat yang dapat berdampak pada rencana karir. Menjelaskan
bagaimana manajemen karir disesuaikan dengan perubahan kebutuhan masyarakat.
2. Menjelaskan bagaimana seseorang
menanggapi, memperhatikan manajemen karir, mengubah
kondisi ekonomi (menggunakan kejadian nyata masa lalu
atau sekarang). Menilai hasil respon.
3. Berdasarkan rencana karir sekarang,
seberapa baik seseorang menanggapi perubahan trend pekerjaan saat ini.
|
Referensi :
American
Counseling Association. Counseling Today. Journal. Working with LGBT Clients & Issues. April 2015. Volume
57/Number10.
Anderson, P & Vendehey, M. (2012). Career Counseling and Development in Global
Economy. Belmont, USA: Brooke/Cole Change Learning.
Budiamin, A. (ed).
(1008). Minat dalam Pemilihan Karier:
Konsepsi, Implikasi dan Implementasinya bagi Bimbingan di Sekolah. Bandung:
Prodi BK Sekolah Pascasarjana UPI.
Brown, D. & Associates. (2002). Craeer Choice and Development. San
Fransisco: John Wiley & Sons, inc.
Brown, S.T. & Lent, R. W. (2005). Career Development and Counseling: Putting
Theory and Research to Work. New Jersey: John Wiley & Sons. Inc.
Browers, J.L. & Hatch, P.A. (2002).
The National Model for School Counseling
Programs. ASCA (American School Counselor Association).
Crytes, J. C. (1987). Career Counseling: Theories and Practices.
New Jersey: Prentice-Hill, Inc.
Depdiknas. (2003). Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Puskur Balitbang,
Depdiknas.
Dillard, John Milton. (1987). Long Life Career Planning. New York: Mc.
Milan Publishing.
Gysber’s, N. C. & Moore, E. J.
(1983). Career Counseling: Skills and
Technique for Practioner. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Hafid, D.H. (Ed). (2008). Beragam Perspektif Mutakhir dalam Bimbingan
dan Konseling Karir. Bandung: Publikasi Prodi Bimbingan dan Konseling
Sekolah Pascasarjana UPI.
Healy, C.G. (1982). Career Development; Counseling Through the
Life stages. Massachusetts, Atlantic Avenue, Boston: Allyn & Bacon Inc.
Her, E.L. & Cramers, S.H. (1984). Career Guidance Throught The Life Span.
Boston: Litle, Brown & Co.
Kidd, J.M. (2006). Understanding Career Counselling; Theory, Research and Practice.
London. Thousand Oaks. New Delhi: SAGE Publications.
Manrihu, M. T. (1986). Studi tentang
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karier Siswa SMA di Sulawesi
Selatan. Disertasi. Fakultas
Pascasarjana IKIP Bandung. Tidak diterbitkan.
Nathan, R & Hill, L. (2012). Career Counseling. London: Sage
Publication.
Nuraeni, Yeyet. (2011). Program Bimbingan Karir Berdasarkan
Profil Orientasi Karir Siswa Sekolah Menengah Atas. Skripsi. Jurusan PPB FIP UPI: tidak diterbitkan.
Patton, W & McMahon, M. (2006. Career Development and System Theory.
Rotterdam, The Netherlads: Sense Publishers.
Sari, L. (2012). Profil Self Efficacy Karir Peserta Didik MAN 2
Kota Bandung. Skripsi. Bandung: Jurusan PPB FIP UPI: Tidak diterbitkan.
Sharf, R. (1993). Aplying of Counseling Theories. New York: Mc.Millan.
Sudjani. (2012). Model Konseling Karir Trait and Factor untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa SMKN Di Kota
Bandung. Disertasi. Bandung: Sekolah Pasca Sarjana UPI: tidak diterbitkan.
Supriatna,
M. (2009). Layanan Bimbingan Karir di
Sekolah Menengah. Bandung: depdiknas dan UPI.
National Career
Development Association. The Career
Development Quarterly. Journal. Volume 49, March 2011.
National Career Development Association. The Career
Development Quarterly, Journal. Volume 61 Number 1 March 2013.
National Career Development Association. The Career Development
Quarterly, Journal. Volume 61 Number 2 June 2013.
National
Career Development Association. The Career Development. Journal. Achieving
Life-Career Satisfactions, Volume 29,
Number 4, June 2013.
National Career Development Association. The Career
Development Quarterly, Journal. Volume 61 Number 3 September 2013.
National
Career Development Association. Career Devemopments. Journal. International
Issues in Career Development: A Global Perspevtive. Volume 31 Number 2. Srping
2015.
National
Career Development Association. The Career Devemopment Quarterly (CDQ).
Journal. Volume 63, Number 1, March 2015.
Zunker, V. G. (2006). Career
Counseling: A Holistic Approach. Texas State University: Thomson
Brooks/Cole.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar