Selasa, 15 Oktober 2019

Ruang Lingkup Perkembangan Karier


RUANG LINGKUP PERKEMBANGAN KARIER : INFORMATIVE RESEARCH

Oleh :
Asep Rohiman Lesmana


Individu merupakan makhluk yang unik dan tidak akan pernah sama. Perbedaan individu dapat berupa ras etnik, warna kulit, gender, bahasa maupun pilihan karir dalam hidupnya. Pilihan karir pada setiap individu dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah ras etnik yang dimiliki oleh individu sejak lahir. Setiap ras etnik memiliki kecenderungan pilihan karir yang seolah-olah sudah diturunkan sejak nenek moyang mereka. Di dalam suatu negara terdapat ras etnik minoritas sehingga pilihan karir mereka tidak seluas pada kaum mayoritas.

Isu Kontekstual
Isu kontekstual berpengaruh terhadap pengembangan karir dari orang-orang minoritas di Amerika Serikat yang kompleks dan mulai melebar. Banyak teori dan penyuluhan pengembangan karir fokus pendekatannya atau secara ekslusif di bagian pribadi atau variabel individu sebagai pusat determinan hasil kerja meraka mendapatkan kritik karena kurangnya perhatian pada konteks sosial sehingga membatasi peluang orang-orang minoritas. Seperti yang didapatkan dari sensus Bureau tahun 2000 bahwa orang minoritas sekitar 31% dari jumlah penduduk di Amerika Serikat (sekitar 90 juta orang) termasuk hispanik latino (12,5%), Amerika Afrika (12,3%), Amerika Asia (3,6%), Indian Amerika /Asli Alaska (0,9%), dan multiras (2,4%) (Sensus Bureau, 2000). Hal ini merupakan pergeseran besar mengingat hispanik non putih merupakan lebih dari 75% dari populasi dari 10 tahun sebelumnya dan sekitar 86% pada tahun 1980. Sejarah menggambarkan bagaimana kesenjangan melalui sosial, politik dan ekonomi terhadap kaum minoritas. Sensus yang dilakukan di Amerika menunjukkan bahwa penyelesaian pada tingkat sekolah menengah di Amerika Serikat, untuk Afrika Amerika kurang dari sepertiga kulit putih yaitu 7,7% dibandingkan 26,1% kulit putih (1940). Pada tahun 1974 , 36,5% kelulusan hispanik dibandingkan dengan 40,8% untuk Afrika Amerika dan 63,3% untuk kulit putih. Perbandingan pada kelulusan sarjana kelompok ras etnik, Afrika Amerika seperempat5 dari kulit putih pada tahun 1940 yaitu (1,3% dan 4,9% masing-masing) meningkat pada tahun 1964 (3,9% dan 9,6% masing-masing).
Pada bidang pekerjaan kulit putih rata-rata bekerja dibagian managerial dan profesional khusus dibandingkan Afrika Amerika dan Hispanik. Orang-orang Afrika Maerika dan Hispanik kebanyakan bekerja sebagai pelayan, buruh, pertanian dengan upah rendah. Penghasilan gaji orang Afrika Amerika dan Hispanik jauh lebih rendah dibandingkan orang kulut putih. Sehingga dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara kuat antara status sosial, ekonomi, kecakapan pendidikan dan tingkat kerja dengan terus menerus siklus kemiskinan, pendidikan yang kurang dan pekerjaan bawahan pada orang-orang minoritas.

Multikultural Pengembangan Karir (Teori dan Penelitian)
Kontribusi penting dalam pengembangan karir dengan beragam kelompok budaya yaitu dari organisasi profesional seperti Asosiasi APA, Psikologis, Asosiasi Amerika Konseling, Nasional Asosiasi Pengembangan Karir Amerika dengan mengenali etika dan profesional tanggungjawab anggota terhadap perbedaan budaya dengan keterampilan konseling beragam budaya. Penelitian pengembangan karir menunjukkan pertumbuhan dalam sastra mengenai perbedaan budaya dengan munculnya jurnal ilmiah (misalnya Journal of Counseling Psychology vol 44, 1997, pengembangan (e.g., Journalof Counseling Psychology, vol. 44, 1997; Career Development Quarterly, vol. 39, 1991,dan vol. 42, 1993) dan textbooks seperti Career Counseling for African Americans (Walsh, Bingham, Brown, & Ward, 2001) and Career Development and Vocational Behavior of Racial and Ethnic Minorities (Leong, 1995). Teoritis kejuruan psikologi multikulturan adalah membangun pondasi yang kuat dan empiris yang mendalami masalah multikultural.
Lent and Worthington (2000) menyimpulkan beberapa kunci perspektif dari sarjana karir yang sensitif pada budaya tradisional teori karir, yaitu:
a)     Faktor-faktor seperti diskriminasi rasial, ekonomi dan pasukan tenaga kerja, dan diferensial peluang yang terlihat seperti membatasi penerapan karir teori kepada orang-orang minoritas.
b)     Asumsi generik yang cenderung menyepelekan realitas sosial politik yang dialami oleh orang-orang warna telah dasar bagi karir tradisional teori
c)      Teori multikultural yang komperhensif dari pengembangan karir yang diperlukan untuk menggantikan teori tradisional
d)     Faktor-faktor seperti kelas sosial, prestasi akademik, pembangunan pendidikan, dan peran yang menentukan ras dan etnik pada penerapan teori karir orang-orang minoritas
e)     Teori karir seperti tidak relevan dengan orang-orang minoritas adalah prematur sehingga diberikan pengujian penelitian kualitas penerapan mereka.
Asesmen karir untuk orang-orang minoritas yang pertama dilakukan yaitu dengan tes bias. Tes bias adalah istilah teknis yang mengacu pada kekurangan dalam tes atau cara dimana tes digunakan hasilnya memiliki arti yang berbeda. Tes bias ada ketika hasil ujian akurasi mereka bervariasi secara sistematis sesuai dengan tipe orang yang diuji dengan demikian tes bias mewakili perbedaan individu untuk beberapa kelompok yang lebih akurat dengan kelompok lain. Walsh dan Betz (2001) mencatat tes bias budaya dengan tiga cara, yaitu:
1)     Bias konten (misalnya, konten lebih mendektai untuk kulit putih daripada anggota kelompok ras etnik)
2)     Bias struktur internal (misalnya, item di dalam tes berhubungan dengan satu sama lain namun berbeda ketika dikelola untuk kelompok lainnya)
3)     Bias seleksi (misalnya, ketika sistematis tes bervariasi dalam prediksi validitas di kelompok lain)
Keadilan adalah sebuah konsep terpisah tapi terkait dengan tes bias.  Pengujian psiologis berhubungan dengan melibatkan penggunaan simbil budaya untuk menentukan dan memberi makna pengamatan, sehingga yang dihasilkan objektif. Perspektif budaya dapat berpengaruh pada cara penentuan tujuan, tugas, dan hasil tes dalam pemberian arti
Pengembangan karir untuk orang minoritas dipengaruhi oleh beberapa faktor, pertama identitas etnik ras dan akulturasi. Helms dan Piper berpendapat bahwa ras seperti variabel nominal pada penelitian dan mereka merekomendasikan agar identitas teori ras melayani seseorang yang berkonsep sosialpolitik dalam studi pengembangan karir serta dilengkapi hipotesis 1) berinteraksi dengan proses dan hasil pengembangan karir, 2) mempengaruhi kepuasan di lingkungan kerja  ; kedua hambatan dan dukungan pendidikan dan karir, Luzzo melaporkan bahwa afrika amerika, amerika asia, hispanik, dan orang filipina penduduk amerika yang lebih mungkin untuk melihat mereka status rasial sebagai penghalang untuk pengembangan karir amerika dibandingkan eropa.; ketiga, pendidikan, harapan dan ketekunan. Hambatan kontekstual yang timbul dari kondisi kemiskinan (misalnya, diskriminasi, kekerasan, masyarakat terbatas peluang belajar, lebih rendah pendidikan orang tua) terlah terbukti dengan hasil pendidikan yang miskin bagi siswa minoritas ; keempat pendidikan dan aspirasi karir, Aspirasi karir sering diperkirakan menjadi pengaruh penting masa depan pilihan karir dan perilaku, namun tidak selalu terkait dengan hasil pilihan karir; kelima, kedewasaan karir, konsep Super mengenai kedewasaan karir menghasilnya beberapa kontroversi dalam karir dengan orang-orang minoritas misalnya sejumlah plajaran kontras antara afrika amerika atau hispanik dengan kulit putih, cenderung kulit putih lebih dewasa dibandingkan afrika amerika atau hispanik; keenam nilai-nilai karir, Nilai penting untuk budaya individu, nilai-nilai karir dalam kelompok, dan perbedaan antara kelompok-kelompok yang menjadi sasaran penyelidikan untuk karir para peneliti ; ketujuh kepercayaan diri, beberapa penelitian menemukan bahwa self-efficacy hal penting dari pendidikan dan hasil kejuruan dari orang minoritas karena kepercayaan diri mampu membuat keputusan mengenai karir; kedelapan ketertarikan karir, Konselor karir harus menghindari asumsi bahwa berbagai kelompok etnik ras akan mendukung karir untuk kepentingan tertentu dan perlu mencatat bahwa tidak semua klien memilih berdasarkan kepenitngan pribadi, namun perlu dipertimbangkan antara hubungan budaya dari variberl (misalnya, akulturasi, dan dukungan orang tua) untuk minat karir pada orang-orang minoritas; kesembian pemilihan karir dan pengambil keputusan, gagasan pilihan karir dan pengambilan keputusan konsep-konsepnya secara luas mengkritik pengembangan karir orang minoritas sehingga penindasan ini membatasi jumlah pada pilihan karir mereka;  kesepuluh kepuasaan dalam bekerja, penempatan kerja ditentukan oleh korespedensinya antara lingkungan kerja dan orang lain.
Diskusi dan Pembahasan
Orang Amerika Afrika adalah kelompok minoritas terbesar di negara ini. Saat ini jumlah mereka dan jumlah kaum Hispanik di Amerika kira-kira sama. Menurut sejarah, orang-orang Amerika Afrika dirugikan di tempat kerja karena diskriminasi dan kesempatan-kesempatan pendidikan yang terbatas. Akibat dari hal ini adalah gaji lebih rendah, tingginya tingkat pengangguran, dan ketidakstabilan keluarga yang sedang tumbuh karena ketidakpastian ekonomi. Beberapa langkah telah diambil di bidang pendidikan pada tahun-tahun belakangan ini, yang tercermin dalam statistik yang mengindikasikan bahwa tingkat kompetisi sekolah menengah atas Amerika Afrika kira-kira sama dengan orang kulit putih Amerika Eropa. Banyak diantara masalah-masalah ini ada hubungannya dengan pembaruan imigrasi, terbatasnya kecakapan berbahasa inggris, latar belakang sekolah di bawah standar, kejutan budaya dan pengasingan, dan adaptasi dengan budaya baru. Orang Hispanik mungkin lebih terorientasi pada masa sekarang daripada masa depan. Mereka juga mungkin sedikit condong untuk memecahkan masalah-masalah pengembangan karir karena mereka terorientasi secara aktif, yang mungkin mengarahkan mereka untuk menerima keadaan saat ini. Banyak orang Amerika Asia memiliki nilai-nilai yang sangat berbeda dengan orang kulit putih Amerika Eropa. Orientasi waktu mereka cenderung ke masa depan sudah lewat dibandingkan orientasi yang ada pada kelompok etnis lainnya. Beberapa anggota (contoh orang Amerika China) memiliki nilai-nilai turunan, artinya mereka menempatkan keinginan kelompok diatas keinginan individu. Pada kasus lainnya, orang Amerika Asia berpegang pada apa yang dinamakan nilai-nilai sosial lineal dan memperbolehkan orang yang lebih tua atau orang tua untuk membuat keputusan karir utuk mereka. Skenario yang sering terjadi di kantor konseling adalah konflik antara para siswa yang mulai mengadopsi nilai-nilai sosial individualisme dan oarng tua yang tetap berpegang nilai-nilai sosial lineal. Orang-orang Amerika Asli mungkin kelompok yang paling berbeda dari seluruh kelompok budaya di Amerika Serikat. Stereotipe orang-orang Amerika Asli yang tersusun dalam literatur adalah bahwa mereka tidak campur tangan dalam proses pengembangan karir anggota kelompok suku lain, tetapi individu bergaul untuk menghormati nilai-nilai, tradisi, dan harapan suku mereka (Heridha, 2009).
Sejarah dari orang minoritas mungkin terabaikan namun dalam pengembangan karir banyak penelitian baru yang telah diproduksi atau dihasilkan dalam waktu yang relatif singkat, mencerminkan tren multikulturalisme ke arah yang lebih luas dalam penyuluhan karir dan psikologi kejuruan. Teori karir tradisoinal telah banyak ditemukan berlaku utnuk orang minoritas. Penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang jelas antara orang-orang minoritas dengan orang kulit putih pada variabel pengembangan karir, hal ini nampak dari data yang timbul dari berbagai sumber seperti pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan dari usaha mikro dan makro. Konselor karir bekerja dengan klien secara individual dan dalam grup kecil, pengembangan karir dari orang minoritas dipengaruhi lebih luas pada sejarah, budaya dan faktor sistemik yang berada di luar jangkauan dari target intervensi konseling pada individu itu sendiri.
Indonesia dengan beragam suku bangsa dan agama tetap ada deskriminasi dalam karir. Contohnya adalah di salah satu Bank swasta terdapat deskriminasi karir yaitu jika seseorang yang bekerja disana bukanlah salah satu etnis mayoritas disana maka jabatan hanya sekedar bawahan dan sulit untuk menjabat ketingkat yang lebih tinggi seperti manajer, supervisor bahkan direktur begitupun dengan agama, orang yang merasa memiliki agama minoritas di Indonesia berpikiran bahwa jika bukan memeluk agama mayoritas maka, untuk sampai ke jabatan tinggi sangat sulit (Kenz, 2007)


Referensi :
Heridha. (2009). Konseling Karir [online]. Tersedia di: http://heridha.wordpress.com/2009/06/30/konseling-karir-3/. Diakses pada tanggal 07 november 2014.
Kenz. (2007). Deskriminasi Dalam Karir [online]. Tersedia di: http://blog.kenz.or.id/2007/03/15/diskriminasi-dalam-karir.html. Diakses pada tanggal 07 november 2014
Brown, Steven D dan Lent, Robert W. (2005). Career Development And Counseling – Putting Theory and Research to Work. USA : John Wiley & Sons, Inc.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penguatan Integrasi Pendidikan

PENGUATAN INTEGRASI PENDIDIKAN DALAM ERA DISUPSI Oleh :  Asep Rohiman Lesmana, M.Pd. Pendidikan merupakan suatu entitas yang s...