Senin, 20 April 2020

Perkembangan Karir Orang Dewasa


PERKEMBANGAN DAN KEMATANGAN KARIR ORANG DEWASA


Oleh :
Iman Lesmana



A.  Karakteristik Perkembangan Dewasa
           Secara kronologis, masa dewasa dapat dibagi ke dalam tiga fase, yaitu : 1) dewasa muda  (early adulthood, sekitar usia 18 – 40 tahun); 2) dewasa madya (middle adulthood, sekitar usia 40 – 60 tahun), dan3) dewasa lanjut (old age, sekitar usia 60 tahun ke atas) (Hurlock, 1988).
           Untuk memahami karakteristik orang dewasa dapat disimak dari beberapa aspek perkembangan berikut.

1.        Perkembangan Fisik Biologis
            Secara biologis masa dewasa dapat diartikan sebagai suatu periode dalam kehidupan individu yang ditandai dengan pencapaian kematangan fisik dan kesiapan untuk bereproduksi (berketurunan).   
            Masa dewasa muda merupakan puncak pertumbuhan fisik yang prima, sehingga dipandang sebagai usia yang tersehat dari populasi manusia secara keseluruhan (healthiest people in population). 

2.        Perkembangan Psikologis
            Dari sisi psikologis, masa dewasa dapat diartikan sebagai suatu periode dalam kehidupan individu yang ditandai dengan kematangan dalam aspek intelektual dan sosio-emosional, seperti : a) memiliki kemampuan berpikir yang logis dan realistis; b) dapat memecahkan masalah atau mengambil keputusan; c) memiliki kestabilan emosi (emotional stability) : tidak lekas marah, sedih, cemas, atau mudah tersinggung; d) memiliki sense of reality –kesadaran realitas—yang cukup tinggi : tidak  mudah melamun apabila mengalami kesulitan, dan tidak mudah frustrasi atau menyalahkan orang lain apabila menghadapi kegagalan; dan e) bersikap optimis dalam menghadapi kehidupan.

3.        Aspek Sosio-Religius
                        Terkait dengan aspek ini, masa dewasa ditandai dengan ciri-ciri:   a) rasa bertanggung jawab – sense of responsibility—terhadap semua perbuatannya, dan kepeduliannya memelihara kesejahteraan hidup dirinya sendiri dan juga orang lain; b) berperilaku sesuai dengan tuntutan atau norma agama; c) memiliki pekerjaan yang dapat menghidupi diri dan keluarganya; dan d) berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat.

B.   Karakteristik Perkembangan Karir Dewasa
            Dalam teori rentang hidup (life-span) dari Super, perkembangan karir masa dewasa menggunakan dua konsep utama: peranan dan tahapan dalam kehidupan. Bagi Super, beberapa peranan penting seorang individu adalah belajar (studying), bekerja (working), pelayanan masyarakat (community service), aktivitas di rumah dan keluarga (home and family), dan aktivitas di waktu luang (leisure activities). Penting (salience) peran-peran ini dapat dilihat pada partisipasi seseorang dalam suatu aktivitas, komitmennya terhadap aktivitas atau seberapa banyak aktivitas itu  bernilai.  Nilai-nilai  juga  begitu  penting  di
dalam teori Super, dapat dilihat dalam perkembangan beberapa inventori nilai-
nilai.
            Di dalam teori Super, bentuk peranan berhubungan dengan pandangan terhadap tahapan dasar perkembangan karir: eksplorasi (exploration), penetapan (establishment), pemeliharaan (maintenance), dan ketidakterikatan (disengagement). Tahap eksplorasi mencakup sub-tahap kristalisasi, spesifikasi, dan implementasi. Tahap penetapan, mencakup tugas-tugas stabilisasi, konsolidasi, dan kelanjutannya. Subtahap-subtahap dari pemilikan, pembaharuan, dan inovasi termasuk tahap pemeliharaan. Tahap ketidakterikatan mencakup perlambatan, perencanaan pensiun, dan kehidupan pensiun. Aspek kunci dari teori Super adalah tahap-tahap ini sama sekali tidak terkait dengan usia. Individu dapat mengulang atau mengalami kembali siklus atau tahap-tahap ini di berbagai waktu dalam kehidupan.
            Super (Sharf, 1992 :175) percaya bahwa setiap orang berbeda dalam memaknai pentingnya bekerja di dalam  kehidupannya. Pekerjaan dapat mempunyai arti dan kepentingan yang berbeda untuk setiap  individu. Pada kenyataannya, menurut data normatif dari Salience Inventory (Nevill dan Super dalam Sharf, 1992 : 175) menunjukkan bahwa orang-orang pada usia yang berbeda, budaya yang berbeda, menilai pekerjaan secara berbeda. Sebagai contoh, para siswa sekolah menengah di Amerika Serikat cenderung untuk menghargai pekerjaan, rumah, dan kesenangan lebih rendah dari peneitian; dan pelayanan masyarakat. Umumnya, ini juga benar untuk para siswa perguruan tinggi. Bagaimanapun, orang dewasa di Amerika Serikat cenderung untuk menghargai pekerjaan dan keluarga lebih dari studi, pelayanan masyarakat, atau kesenangan. Tidak aneh, terdapat perbedaan-perbedaan individu di semua usia.
            Nevill dan Super (Sharf, 1992 : 175-176) dalam Salience Inventory mengukur tiga aspek peran hidup: komitmen, partisipasi dan ekspektasi nilai-nilai. Aspek penting lain dari kerja salience adalah mengukur peran pengetahuan. Berikut akan diuraikan  peran kehidupan yang diukur oleh Salience Inventory (belajar, bekerja, pelayanan masyarakat, rumah dan keluarga, serta aktivitas di waktu luang). Peran-peran hidup tersebut diaplikasikan ke dalam beberapa aktivitas.
            Pertama, belajar (studying), meliputi sejumlah aktivitas yang mungkin berlangsung sepanjang rentang kehidupan. Aktivitas selama sekolah meliputi pergi ke sekolah, mengikuti kursus, dan belajar di rumah atau di perpustakaan. Sebagian orang dalam kehidupan mereka mungkin melanjutkan pendidikannya pada masa-masa selanjutnya.
            Kedua, bekerja (working), dapat dimulai sejak masa kanak-kanak ketika anak menolong orangtua mereka di rumah, menjadi penjaja koran atau mengasuh anak (adiknya atau dari keluarga lain). Banyak orang yang bekerja di satu atau beberapa tempat dalam hidup mereka.
            Ketiga, pelayanan masyarakat (community services), meliputi aktivitas sebagai sukarelawan di bidang sosial, politik atau keagamaan. Mereka umumnya melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti kerja bakti, membersihkan lingkungan, membantu menangani bencana alam, dan sebagainya.
            Keempat, aktivitas di rumah dan keluarga (home and family), peran ini bervariasi tergantung usia individu. Anak-anak mungkin diberi tugas membersihkan kamarnya atau membereskan mainannya. Remaja umumnya memiliki tanggung jawab yang lebih besar dan kompleks dibandingkan ketika mereka  masih   kanak-kanak.  Selanjutnya   sebagai  orang  dewasa  yang  telah
berkeluarga, mereka bertanggung jawab atas anak-anak  mereka, dan  mungkin
juga merawat orangtua mereka yang telah lanjut usia.
            Kelima, aktivitas di waktu luang (leisure activity) umumnya aktivitas ini sangat bermakna pada saat usia kanak-kanak atau remaja, seperti aktivitas bermain, mengikuti kegiatan olah raga, menonton televisi, membaca komik, atau novel. Pada orang dewasa, aktivitas ini menjadi lebih bersifat intelektual seperti mengikuti seminar-seminar, bergabung dalam kelompok untuk mendiskusikan buku-buku ilmiah, masalah sosial atau keagamaan.
            Lebih lanjut, Sharf (1992 : 176-179) mengemukakan bahwa tidak hanya pentingnya perubahan selama seumur hidup seseorang, tetapi juga sifat alamiah dari perubahan keterlibatan itu. Keterlibatan ini dapat diukur melalui partisipasi, komitmen, pengetahuan, dan harapan-harapan nilai-nilai. Aspek-aspek tersebut kemudian dijabarkan ke dalam indikator-indikator salience dari peran-peran hidup, yaitu sebagai berikut.
            Pertama, partisipasi (partisipation). Partisipasi dalam menjalankan suatu peran dapat berbeda-beda, termasuk menghabiskan waktu terhadap sesuatu, meningkatkan kinerja, memenuhi sesuatu, atau aktif dalam aktivitas organisasi. Konsep partisipasi terutama sekali bermanfaat karena mengukur perilaku nyata dari individu, tidak hanya sesuatu yang diketahui tetapi hal penting yang dikatakan.
            Kedua, komitmen (commitment). Komitmen seringkali berhubungan dengan rencana-rencana masa depan. Komitmen dapat berhubungan dengan keinginan untuk terlibat aktif dalam suatu aktivitas. Komitmen juga berhubungan dengan hadiah: perasaan bangga karena bekerja dengan baik atau secara pribadi terikat. Cara yang sedikit lebih langsung adalah mengagumi orang-orang yang pandai terhadap sesuatu.

            Ketiga, pengetahuan (knowledge). Penemuan informasi tentang suatu peran dengan pengalaman peran lain secara langsung atau dengan observasi yang menyempurnakan pengetahuan, merupakan aspek kognitif yang mempunyai peran penting dalam kehidupan. Pengetahuan anak-anak mungkin terbatas pada belajar dan penggunaan waktu luang. Pengetahuan peran orangtua diperoleh dengan observasi, hanya sedikit saja yang berasal dari pengalaman langsung. The Salience Inventory tidak mengukur pengetahuan. Pengukuran pengetahuan tersedia hanya untuk peran pekerja dalam Career Development Inventory, dan sub skala Decision Making, World of Work Information, and Knowledge of the Preferred Occupational Group. Bagaimanapun, ketika berbicara dengan konseli tentang belajar, penggunaan waktu luang, atau pelayanan masyarakat, konselor dapat menilai pengetahuan konseli menjadi sangat membantu.
            Keempat, harapan-harapan nilai (value expectations). Secara teoretis sama dengan konsep komitmen, harapan-harapan nilai-nilai berhubungan dengan peluang berbagai peran untuk menemukan bermacam-macam kebutuhan nilai. Ada banyak nilai-nilai yang berhubungan dengan persoalan karir. Nilai-nilai diukur oleh dua instrumen Super: Values Scale dan Salience Inventory. The Values Scale terdiri dari 21 nilai yang berbeda; 14 nilai digunakan dalam skala Value Expectation dari Salience Inventory; 14 value expectation ini digambarkan dan ditemukan di dalam lima peran hidup.
            Kelima, pemanfaatan kemampuan (ability utilization). Kemampuan yang digunakan adalah berbagai pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang. Hal ini dapat berarti melakukan pekerjaan atau belajar untuk mengembangkan kemampuannya. Itu juga menunjukkan penerapan keahlian seseorang dalam pelayanan masyarakat atau menjadi orangtua yang baik.
            Keenam, prestasi (achievement). Prestasi menunjukkan perasaan bahwa seseorang telah menghasilkan sesuatu yang baik. Individu dengan  nilai ini menetapkan standar tinggi untuk pekerjaan atau studi mereka. Jika peran itu menyenangkan, prestasi dapat berarti suatu perasaan memenuhi sesuatu yang penting di dalam olahraga atau musik.
            Ketujuh, estetika (aesthetics). Nilai ini berhubungan dengan keindahan di dalam peran yang dipilih seseorang. Estetika sering dihubungkan dengan nilai-nilai artistik, yang puas dengan menciptakan lukisan, komposisi musik, atau puisi.
            Kedelapan, altruism (altruism). Mengacu pada membantu orang lain yang mengalami permasalahan, kebutuhan akan altruism dengan jelas ditemukan di dalam beberapa peran. Seseorang dapat membantu orang lain dari permasalahan pribadi di dalam keluarga dan karir (pekerja sosial). Juga, ada banyak organisasi masyarakat, seperti Palang Merah, yang diabdikan untuk membantu yang lain. Pelatihan adalah suatu cara membantu orang lain dalam memanfaatkan waktu luang.
            Kesembilan, otonomi (autonomy). Beberapa individu menghargai peluang kebebasan dan bekerja untuk diri mereka sendiri. Mereka dapat membuat keputusan mereka sendiri tentang studi, olahraga, dan cara berumah tangga dalam kehidupan keluarga yang dibinanya.
            Kesepuluh, kreativitas (creativity). Untuk dapat menemukan atau merancang berbagai hal baru dapat menjadi penting di dalam bermacam-macam situasi. Mampu untuk mencoba gagasan-gagasan baru di dalam suatu hobi atau organisasi masyarakat dapat menjadi penting bagi sebagian orang seperti membuat produk baru di tempat kerja.
            Kesebelas, hadiah ekonomis (economic rewards). Untuk memiliki standar hidup yang tinggi dan berbagai hal yang berkaitan dengan material memerlukan pendapatan yang berasal dari peran bekerja secara aktif. Meskipun studi pada akhirnya menjurus kepada pendapatan tinggi, dan keluarga yang kaya bertindak sebagai sumber untuk beberapa orang untuk mendapatkan pendapatan yang tinggi, peran utama untuk memperoleh hadiah ekonomis adalah sebagai seorang pekerja.
            Keduabelas, gaya hidup (lifestyle). Untuk merencanakan aktivitas diri sendiri, hidup sesuai keinginan, dapat menjadi suatu penolakan untuk sebagian orang. Belajar adalah aktivitas tunggal, mempelajari sesuai yang diingikan kadang-kadang dapat dilaksanakan dengan lebih mudah. Beberapa aktivitas menyenangkan dapat dipilih tanpa harus menghormati kebutuhan-kebutuhan orang lain. Bagaimanapun, kerja adalah peran yang paling sering dilakukan dengan orang lain, dan tentunya pelayanan masyarakat dan kehidupan keluarga membuatnya sulit untuk hidup sesuai keinginan, kecuali individu dapat menemukan orang-orang yang merasa memiliki cara yang sama dalam melakukan sesuatu.
            Ketigabelas, aktivitas fisik (physical activity). Meskipun secara fisik aktif di dalam studi itu sungguh menyulitkan, peran-peran yang lain memberikan peluang untuk aktivitas fisik. Seseorang dapat melakukan pelayanan masyarakat dengan membantu memperbaiki tempat-tempat ibadah atau tempat-tempat pelayanan masyarakat.
            Keempatbelas, prestise (prestige). Beberapa peran menyediakan peluang bagi individu untuk mendapatkan pengakuan dari yang lain. Meskipun prestise biasanya dihubungkan dengan peran bekerja, para guru mengenali siswa-siswa yang baik, dan masyarakat-masyarakat lokal mengenali kontribusi warga negara. Seorang istri, suami, atau anak-anak dapat mengakui kontribusi orangtua atau pasangannya.
            Kelimabelas, resiko (risk). Sebagian orang menyukai tantangan dan hal-hal yang menyenangkan. Kesenangan dapat menyediakan peluang itu. Aktivitas-aktivitas seperti climbing, wind surfing, dan parachute jumping menyediakan kesempatan itu. Di dalam bekerja, logging, konstruksi baja bertingkat, dan mengemudikan mobil balapan dapat menyediakan outlet lain. Resiko yang diambil di dalam pelayanan masyarakat, studi, atau aktivitas di rumah dan keluarga dapat menjadi lebih bersifat psikologis dan kurang bersifat fisik. Di dalam studi, mengambil resiko dapat berupa mengikuti kursus yang sangat menantang, menunda-nunda sampai malam sebelum ujian, atau menunggu sampai menit terakhir untuk menulis suatu makalah. Aktivitas di rumah dan keluarga, pengambilan resiko dapat berarti memberikan kejutan kepada seseorang dengan hadiah atau hal-hal yang negatif.
            Keenambelas, interaksi sosial (social interaction). Dengan orang lain dan bekerja di suatu kelompok dapat tercapai di dalam semua peran. Sebagian orang lebih suka belajar di dalam kelompok, dan sebagian  senang bekerja sebagai bagian dari regu pada suatu proyek. Tentunya, pelayanan masyarakat menyediakan peluang itu. Bekerja dengan anak-anak dan pasangannya untuk  liburan yang menyenangkan atau mengecat ruang kamar dapat menjadi lebih menyenangkan bagi sebagian orang. Aktivitas yang menyenangkan memberikan peluang untuk beberapa jenis interaksi sosial—sebagai contoh pesta, olahraga, dan berkunjung ke teman-teman.
            Ketujuhbelas, variasi (variety). Mampu mengubah aktivitas pekerjaan sangat menyenangkan bagi sebagian orang. Variasi di dalam peran-peran yang lain bisa berarti mengubah subjek yang dipelajari, atau bergerak dari jenis tugas yang satu ke tugas yang lainnya. Keterlibatan di dalam berbagai aktivitas olahraga atau organisasi masyarakat dapat juga memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. Di rumah, seseorang dapat menghabiskan waktu dengan anak-anak, sanak keluarga, memasak, membersihkan rumah, dan bersosialisasi dengan warga sekitar.
            Kedelapanbelas, kondisi kerja (work conditions). Pencahayaan yang cukup untuk belajar; rumah yang menyenangkan, atau peralatan yang benar untuk aktivitas olahraga dapat menjadi penting bagi sebagian orang. Kondisi kerja, termasuk pencahayaan, temperatur yang menyenangkan, dan peralatan yang baik, dapat menjadi penting dalam bekerja dengan organisasi masyarakat atau di tempat kerja sendiri.
            Ketika konseling menggunakan teori Super, konselor kadang-kadang dapat menyediakan Salience Inventory bagi konseli. Mampu menilai peran-peran yang penting bagi konseli dan harapan-harapan nilai (value expectations) yang dijumpai oleh peran-peran itu sangat membantu. Untuk melakukan hal ini, konselor dapat menggunakan Value Scale.
            Senada dengan uraian tersebut, Schein (Manrihu, 1992) menyebutkan siklus kehidupan karir menjadi empat tahap: entry, socialization, midcareer, dan late career.  Orang dewasa berada pada siklus midcareer dan latecareer.
            Tugas-tugas tahap midcareer ditandai dengan ditemukannya karir anchors (”career anchor”) adalah suatu konsep diri okupasional sebagai hasil dari persepsi diri dalam hal bakat-bakat dan kemampuan-kemampuan, persepsi diri dalam hal motif-motif, dan kebutuhan-kebutuhan, dan persepsi diri dalam hal sikap-sikap dan nilai-nilai untuk memandu, mendesak, menstabilkan, dan menintegrasikan karir orang itu). Lima career anchors telah diidentifikasi; yang lainnya dihipotesiskan.
            Sementara itu, kompetensi yang diharapkan adalah: 1) kompetensi teknis/fungsional; 2) kompetensi manajerial; 3) keamanan dan stabilitas;           4) otonomi; 5) kreativitas; 6) identitas dasar; 7) layanan terhadap orang-orang lain; 8) kekuasaan, pengaruh, dan kontrol; 9) keragaman; dan 10) spesialisasi dan generalisasi.
            Selanjutnya, tugas-tugas tahap late-career adalah : 1) menjadi mentor;         2) pencapaian keseimbangan yang tepat dari keterlibatan dalam pekerjaan, keluarga dan perkembangan diri; dan 3) mengundurkan diri dan pensiun.

C.   Indikator Kematangan  dan Masalah Masalah Karir Dewasa
            Kematangan karir pada masa dewasa ditandai dengan: 1) stabilisasi dalam pekerjaan; 2) kemajuan dalam pekerjaan; 3) inovasi dalam pekerjaan; dan 4) perbaikan dalam pekerjaan (Super dalam Sharf, 1992).
            Masalah karir yang dianggap sangat memberatkan bagi orang dewasa makanala masa pensiun tiba. Menurut Super (Sharf, 1992), munculnya post power syndrom dan  disengagement merupakan ketakutan orang dewasa saat datangnya masa pensiun,
            Disengagement, di dalam tahap pemeliharaan, jika individu tidak memperbaharui pengetahuan mereka dan membuat beberapa usaha inovasi, mereka dalam bahaya kehilangan pekerjaan. Individu mungkin mulai melepaskan diri dari pekerjaannya. Kadang-kadang kebutuhan untuk melepaskan diri datang dari keterbatasan fisik. Orang-orang di usia  50 tahunan dan 60 tahunan yang terlibat di dalam beberapa jenis pekerjaan fisik seperti konstruksi, membuat lukisan, pembuatan baja — dapat  menemukan bahwa mereka tidak lagi mampu bekerja selama atau secepat ketika mereka  ada. Super (Sharf, 1992) mula-mula menunjuk tahap ini sebagai "kemunduran" (decline), tetapi mengubah labelnya karena konotasi negatifnya untuk banyak orang. Meskipun orang bisa mengalami kemunduran kemampuan fisik dan memori, tetapi juga berhubungan dengan kearifan (wisdom). Orang-orang dapat terus menggunakan kapasitas mental untuk melepaskan diri dari berbagai aktivitas. Subtahap disangegement—decelerating, retirement planning, dan retirement living—dapat dilihat sebagai tugas-tugas orang dewasa akhir, tetapi tidak selalu harus dipertimbangkan.
            Decelerating, yaitu perlambatan tanggung jawab kerja seseorang. Untuk sebagian orang ini bisa berarti menemukan cara yang lebih mudah melakukan pekerjaan atau menghabiskan lebih sedikit waktu dalam melakukan pekerjaan. Yang lain dapat menemukan bahwa sulit untuk konsentrasi pada berbagai hal, tidak seperti ketika masih muda. Gambaran dari permasalahan yang sulit pada pekerjaan dan keinginan untuk menghindari tekanan batas waktu adalah tanda-tanda dari decelerating.
            Retirement Planning. Meskipun banyak individu akan memulai perencanaan pensiun (retirement planning) sejak dini, kebanyakan individu harus berhubungan langsung dengan persoalan ini. Tugas ini termasuk aktivitas-aktivitas seperti perencanaan finansial dan kegiatan-kegiatan perencanaan pensiun. Beberapa individu dapat memilih pekerjaan sambilan baru atau sebagai sukarelawan. Dalam beberapa hal, ketika mereka melakukan ini, individu kembali kepada tahap kristalisasi dan menilai kembali minat, kapasitas (fisik dan mental), dan nilai-nilai.
            Retirement Living. Tahap ini umumnya untuk orang-orang usia akhir 60-an, yang seringkali mengalami perubahan dalam peran kehidupan. Penggunaan waktu luang, aktivitas di rumah dan keluarga, dan pelayanan masyarakat menjadi lebih penting., sedangkan pekerjaan akan menjadi kurang penting. Aspek penting retirement living adalah tempat dimana seseorang tinggal dan penggunan waktu luang.

 Referensi  :

Uman Suherman. (2013). Bimbingan dan Konseling Karir : Sepanjang Rentang Kehidupan. Bandung : Rizki Press.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penguatan Integrasi Pendidikan

PENGUATAN INTEGRASI PENDIDIKAN DALAM ERA DISUPSI Oleh :  Asep Rohiman Lesmana, M.Pd. Pendidikan merupakan suatu entitas yang s...