Senin, 20 April 2020

Program Konseling Karir di Sekolah


PROGRAM KONSELING KARIR 

UNTUK TK/SD, SMP, DAN SMA/SMK

Oleh :
Iman Lesmana



A.  Program Konseling Karir di TK/SD
1.      Karakteristik Perkembangan Karir Anak-anak
Karakteristik perkembangan karir pada anak-anak menurut Linda (Sciarra, 2004:105) bahwa pada usia ini memasuki tahap orientasi untuk mengenal kemampuan dan kekuatan dalam dirinya sendiri. Hal ini mempunyai arti bahwa pada masa anak-anak sudah mulai dikenalkan tentang apa yang menjadi kekuatan dan kemampuan yang dimiliki sehingga seorang anak dapat mengembangkannya sampai usia dewasa.
Super (Sharf, 1992:128-129) menjelaskan bahwa pada usia ini (TK/SD) dalam perkembangan karirnya memasuki tahap curiosity, yaitu tahap seorang anak mulai mengeksplorasi informasi yang telah diberikan. Proses kematangan (kesadaran) karir pada anak-anak adalah dengan mengembangkan cara-cara untuk mengontrol perilaku mereka dengan mendengarkan diri mereka sendiri dan orang lain. Sedangkan untuk membuat keputusan karir, seorang anak membutuhkan untuk mengembangkan perspektifnya tentang masa depan. Dalam perkembangan karirnya, anak-anak diberikan dengan cara pemberian informasi karir, memberikan model yang ada di sekitarnya (orangtua), dan mengembangkan minat yang diinginkan.
Menurut Sciarra (2004 : 123) bahwa perkembangan karir sudah mulai dikenalkan dan dibentuk sejak dini yaitu pada TK/SD. Pengenalan pekerjaan-pekerjaan untuk siswa TK/SD dilihat berdasarkan dari kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, tidak tepat jika pemberian layanan karir mulai diberikan pada anak memasuki sekolah menengah.

2.      Materi Layanan Konseling Karir di TK/SD
Komponen penting dalam pemberian layanan konseling karir pada TK/SD menurut the National Occupational Information Coordinating Committee (NOICC) tahun 1992 (Sciarra, 2004:123) meliputi :
a.      Pengetahuan diri (Self knowledge), meliputi :
·         Pengenalan pada pentingnya konsep diri
·         Keterampilan untuk berinteraksi dengan yang lain
·         Kesadaran akan pentingnya pertumbuhan dan pilihan
b.      Eksplorasi pendidikan dan okupasional (Educational and occupational exploration), antara lain meliputi :
·         Kesadaran akan peningkatan prestasi akademik
·         Kesadaran akan hubungan antara pekerjaan dan belajar
·         Keterampilan untuk memahami dan menggunakan informasi karir
·         Kesadaran akan pentingnya tanggung jawab pribadi dan kebiasaan bekerja yang baik
c.       Perencanaan karir (Career planning), meliputi :
·         Memahami bagaimana untuk membuat keputusan
·         Kesadaran akan hubungan dalam dirinya sendiri dari peran kehidupan
·         Kesadaran akan perbedaan pekerjaan-pekerjaan yang ada dan pilihan pekerjaan yang sesuai untuk pria maupun wanita
·         Kesadaran akan proses dari perencanaan karir tersebut
Sedangkan menurut Norris (1963; Herr & Cramer, 1984; Manrihu, 1992:137) menyarankan bahwa informasi bimbingan karir di TK/SD lebih ditekankan pada :
a.      TK, anak mempelajari tentang aktivitas-aktivitas kerja ibunya, ayahnya, dan anggota keluarga di rumahnya.
b.      Kelas 1, anak belajar tentang pekerjaan dalam lingkungan yang dekat rumah, sekolah, dan lingkungan sekitar tempat tinggalnya.
c.       Kelas 2, anak belajar tentang pemberi-pemberi bantuan jasa dalam masyarakat yang melayaninya dan juga tentang toko-toko dan usaha-usaha tetangganya yang telah dikenalnya.
d.     Kelas 3, anak meluaskan studi-studinya dalam masyarakat. Penekanannya pada transportasi, komunikasi, dan industri-industri utama lainnya.
e.      Kelas 4, anak belajar tentang dunia kerja pada tingkat propinsi termasuk industri-industri utama pada propinsi itu.
f.        Kelas 5, studi-studi anak diperluas sehingga meliputi kehidupan industri nasional, industri-industri utama di berbagai bagian dari negara dipilihnya.
g.      Kelas 6, program anak diperluas sehingga mencakup seluruh bagian dunia.
Berdasarkan uraian tersebut, maka materi layanan karir untuk TK/SD seperti tercantum dalam pedoman BK di SD adalah :
1)      Kelas Rendah
  • Mengenalkan perbedaan antar teman sebaya
  • Menggambarkan perkembangan diri sendiri
  • Menjelaskan bahwa bekerja itu penting bagi kehidupan sesuai dengan tuntutan lingkungan
  • Mengenalkan keterampilan yang dimiliki
  • Menjelaskan macam-macam pekerjaan yang ada di lingkungan sekolah
  • Menggambarkan kegiatan setelah lulus sekolah
  • Mengenalkan macam-macam pekerjaan yang dilakukan orang dewasa
  • Mengenalkan kegiatan-kegiatan yang menarik
  • Mengenalkan alasan orang memilih suatu pekerjaan dan pilihan itu masih dapat berubah
  • Menjelaskan bahwa kehidupan di masa depan dapat direncanakan sejak sekarang
  • Mengenalkan bahwa seseorang dapat memiliki banyak peran
  • Menjelaskan pekerjaan seseorang dipengaruhi oleh minat dan keterampilan yang dimiliki

2)      Kelas Tinggi
  • Menjelaskan manfaat mencontoh orang-orang yang berhasil
  • Melatih siswa menggambarkan kehidupan di masa yang akan datang
  • Membimbing diskusi mengenai pekerjaan wanita dan pria
  • Menjelaskan jenis-jenis keterampilan yang dikaitkan dengan pekerjaan tertentu
  • Membimbing siswa tentang macam-macam gaya hidup dan pengaruhnya
  • Menjelaskan pengaruh nilai yang dianut dalam pengambilan keputusan
  • Membimbing siswa untuk merencanakan pekerjaan yang sesuai dengan dirirnya di masa yang akan datang
  • Membimbing siswa berdiskusi tentang pengaruh pekerjaan orang dewasa terhadap kehidupan anak
  • Melatih siswa melihat hubungan antara minat dan kemampuan
  • Mengenalkan bermacam-macam cara untuk menilai kemajuan berprestasi
  • Mengenalkan macam-macam pekerjaan yang ada di lingkungan sekitar

3.      Strategi Layanan Konseling Karir di TK/SD
Strategi pelaksanaan layanan bimbingan karir di TK/SD dapat dilakukan dengan cara :
a.      Pendekatan instruksional yaitu terpadu dengan kegiatan proses belajar mengajar secara kurikuler dalam mata pelajaran yang diajarkan, atau melalui pengajaran unit dengan menetapkan topik-topik tertentu.
b.      Pendekatan interaktif yaitu melalui kegiatan-kegiatan interaktif yang dilakukan di luar kegiatan belajar mengajar, dalam berbagai bentuk kegiatan seperti permainan, konsultasi, dinamika kelompok, kerja kelompok, dan lain-lain.
c.       Pendekatan dukungan  sistem yaitu  dengan  menciptakan  suasana  sekolah
dan lingkungannya sedemikian rupa sehingga secara tidak langsung telah memberikan suatu iklim yang menunjang perkembangan siswa.
d.     Pendekatan pengembangan pribadi yaitu dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang sesuai dengan kondisi dirinya. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan memberikan tugas-tugas individual, penelusuran minat dan kemampuan (Pedoman BK di SD, 1994).
Selain strategi yang sudah diuraikan tersebut, ada beberapa bentuk dalam memberikan layanan konseling karir pada anak terutama yang berkaitan dengan pemberian layanan dengan model bimbingan kelompok, konseling kelompok, konseling individual. Dalam konseling kelompok dengan anak TK/SD perlu mengikuti tahap-tahap sebagai berikut (Djiwandono, 2005:262-274) :
a.      Tahap pembentukan, meliputi perencanaan awal, apa saja yang menjadi kebutuhan anak, siapa saja yang ada dalam kelompok, jumlah anggota kelompok yang ideal, kapan waktu pelaksanaan dimulai dan berakhir.
b.      Tahap eksplorasi, dalam tahap ini anak-anak dilatih untuk menyadari dan mengerti perasaan dan tingkah laku dirinya dan orang lain.
c.       Tahap transisi, tahap dimana seorang anak menghadapi kecemasan dan konflik mereka selama mereka memulai memecahkan masalah-masalahnya (kaitannya dalam karir).
d.     Tahap pelaksanaan, pada tahap ini anak-anak dilatih untuk melihat beberapa alternatif tingkah laku dan belajar untuk memecahkan masalah.
e.      Tahap berakhir, tahap yang terakhir untuk anak-anak melakukan apa yang telah mereka pelajari ke dalam praktek.
Sedangkan dalam bimbingan kelompok dapat diberikan dengan model sosiodrama, bermain peran, menggambar, bermain musik, bercerita, membaca buku-buku (terutama tentang informasi karir/pekerjaan), dan lain-lain. Pada konseling individual dengan anak-anak perlu diperhatikan tentang bahasa yang digunakan harus dapat dimengerti dan dipahami oleh anak, dapat pula diberikan dengan kegiatan menggambar, mendongeng, dan dengan permainan secara individual.

B.   Program Konseling Karir di SMP
1.      Karakteristik Perkembangan Karir Siswa SMP
Esensi dari adanya perkembangan karir adalah bahwa setiap tahap kehidupan menuntut penguasaan berbagai penekanan yang meliputi kesadaran akan sifat-sifat diri dan pilihan-pilihan kehidupan. Dengan kata lain bahwa perkembangan karir harus diikuti dengan tugas-tugas perkembangan individu di setiap tahap kehidupannya.
Pada periode ini menurut Linda (Sciarra, 2004:105) memasuki tahap orientasi pada evaluasi sosial yaitu dimulainya untuk mengembangkan konsistensi pilihan-pilihan pekerjaan dengan referensi dari kelompok sosial dan kemampuan yang dimiliki. Super (Sharf, 1992) juga mengemukakan bahwa dalam upaya membuat keputusan yang realistik tentang masa depan, individu hendaknya mampu mengembangkan sikap yang matang dan keterampilan yang memadai. Proses pemilihan karir merupakan suatu proses yang berkesinambungan, oleh karena itu, kematangan individu akan tampak dari konsistensi pilihan karirnya dalam satu periode pilihan tertentu.
Menurut Piaget (Sciarra, 2004:129) kognitif pada masa remaja masuk pada tahap proses berpikir formal. Remaja sudah dapat berpikir secara abstrak dan logis untuk membuat rencana karirnya. Mereka sudah dapat menggunakan informasi yang ada untuk memprediksikan dampak dari pengambilan keputusan karir. Oleh karena itu, program bimbingan dan konseling karir untuk remaja lebih mengutamakan tentang pemahaman dirinya dan lingkungan sekitar dalam membuat dan menentukan rencana pilihan-pilihan karirnya. Manrihu (1992:143-144) juga menjelaskan bahwa dari seluruh masa pendidikan, pada masa sekolah menengah inilah yang memiliki rentang taraf-taraf kematangan yang paling panjang.
            Khusus untuk bimbingan dan konseling karir, Super (Sharf, 1992) mengungkapkan bahwa individu (peserta didik/siswa) berada pada masa transisi dari tahap pertumbuhan (growth) menuju tahap eksplorasi (exploration). Pada masa ini siswa SMP boleh dikatakan berada dalam periode kritis. Mereka mulai bertanya tentang identitas dan perannya; khawatir dengan keputusan karier yang akan mereka ambil bagi masa depannya. Misalnya, seorang anak harus mampu memutuskan apakah dirinya akan memilih “vocational track” (jalur kejuruan, seperti SMK) atau “college track” (jalur kuliah, mulai dari SMA) atau mungkin pilihan lainnya setelah mereka lulus.

2.      Materi Layanan Konseling Karir di SMP
Menurut Sciarra (2004 : 130) menjelaskan bahwa komponen dan kompetensi yang akan diberikan pada siswa SMP meliputi :
a.      Identifikasi minat karir dan menghubungkan minat tersebut dalam merencanakan di masa depan
b.      Pengenalan hubungan antara performansi sekolah dan rencana karir
c.       Identifikasi dan menggunakan sumber-sumber untuk informasi dan eksplorasi karir
d.     Menentukan rencana karir dalam membuat pilihan-pilihan pendidikan
e.      Menggambarkan tentang keterampilan, kemampuan dan minat yang dimilikinya

3.      Strategi Layanan Konseling Karir di SMP
Strategi yang digunakan dalam layanan bimbingan dan konseling karir adalah dengan konseling kelompok dan diskusi kelompok. Tujuan dari strategi ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Selain strategi yang telah diuraikan tersebut, secara lebih rinci dapat diuraikan strategi pelaksanaan pada layanan dasar dapat berupa klasikal, bimbingan kelompok, pada layanan responsif meliputi konseling kelompok, konseling individual, konsultasi, sedangkan pada perencanaan individual dapat berupa konseling individual. Dalam bimbingan kelompok atau klasikal dapat diberikan dengan cara berkunjung ke tempat perindustrian, mengikuti pameran-pameran tentang karir, mencari informasi tentang jenjang pendidikan selanjutnya. Sedangkan dalam konseling kelompok dan konseling individual dapat diberikan sesuai dengan kebutuhan dari siswa (dapat bersifat insidental).
Menurut Sears-Jones (1995, dalam Sciarra, 2004:131) menambahkan tentang strategi yang dapat digunakan untuk memberikan layanan konseling karir pada siswa SMP antara lain :
a.      Siswa dapat menggunakan waktu luangnya dengan bekerja pada orangtuanya
b.      Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolahnya

C.   Program Konseling Karir di SMA
1.      Karakteristik Perkembangan Karir Siswa SMA
Esensi dari adanya perkembangan karir adalah bahwa setiap tahap kehidupan menuntut penguasaan berbagai penekanan yang meliputi kesadaran akan sifat-sifat diri dan pilihan-pilihan kehidupan. Dengan kata lain bahwa perkembangan karir harus diikuti dengan tugas-tugas perkembangan individu di setiap tahap kehidupannya.
Pada periode ini menurut Linda (Sciarra, 2004:105) memasuki tahap orientasi pada evaluasi sosial yaitu dimulainya untuk mengembangkan konsistensi pilihan-pilihan pekerjaan dengan referensi dari kelompok sosial dan kemampuan yang dimiliki. Super (Sharf, 1992) juga mengemukakan bahwa dalam upaya membuat keputusan yang realistik tentang masa depan, individu hendaknya mampu mengembangkan sikap yang matang dan keterampilan yang memadai. Proses pemilihan karir merupakan suatu proses yang berkesinambungan, oleh karena itu, kematangan individu akan tampak dari konsistensi pilihan karirnya dalam satu periode pilihan tertentu.
Menurut Piaget (Sciarra, 2004:129) kognitif pada masa remaja masuk pada tahap proses berpikir formal. Remaja sudah dapat berpikir secara abstrak dan logis untuk membuat rencana karirnya. Mereka sudah dapat menggunakan informasi yang ada untuk memprediksikan dampak dari pengambilan keputusan karir. Oleh karena itu, program bimbingan dan konseling karir untuk remaja lebih mengutamakan tentang pemahaman dirinya dan lingkungan sekitar dalam membuat dan menentukan rencana pilihan-pilihan karirnya. Manrihu (1992:143-144) juga menjelaskan bahwa dari seluruh masa pendidikan, pada masa sekolah menengah inilah yang memiliki rentang taraf-taraf kematangan karir.

2.   Tujuan Bimbingan dan Konseling Karir di SMA
            Kecenderungan perubahan pola-pola dalam dunia kerja dan tempat kerja mempunyai pengaruh pada dunia pendidikan persekolahan khususnya yang berkaitan dengan pendidikan serta bimbingan dan konseling karir. Menurut ABKIN (2007 : 21-22) dalam Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal, bimbingan dan konseling karir di sekolah (SMA) ditujukan untuk memfasilitasi siswa agar :
a.      memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.
b.      memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi karir
c.       memiliki sikap positif terhadap dunia kerja, dlam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama
d.     memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan
e.      memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja
f.        memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi
g.      dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila seorang konseli bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir keguruan tersebut
h.      mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki
i.        memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir. Selain itu, kecenderungan perubahan pola-pola pendidikan dan bimbingan karir tersebut, akan berpengaruh terhadap peran-peran konselor dalam melaksanakan proses pendidikan dan bimbingan karir. Hal yang paling mendasar ialah memahami dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan siswa dalam bangku sekolah.
             Program bimbingan dan konseling karir yang komprehensif di semua sekolah merupakan salah satu strategi penting untuk membantu remaja menghadapi transisi ke dunia kerja. Intervensi pengembangan karir yang efektif harus dimulai sejak dini dan secara kontinyu terus dikembangkan sampai masa dewasa. Upaya-upaya untuk mengintervensi proses karir sepanjang rentang kehidupan dapat mempercepat atau memperkuat penemuan pengetahuan, sikap-sikap, dan keterampilan-keterampilan tentang diri (self) dan dunia kerja (world of work). Melalui program bimbingan karir, remaja harus dipersiapkan untuk mengatasi perubahan employment trends dengan dibekali kemampuan kreativitas, fleksibilitas, dan adaptabilitas di tengah-tengah kehidupan yang penuh dengan kompleksitas dan ambiguitas. Dalam konteks ini, para remaja harus dibekali kemampuan membuat keputusan karir secara cepat, tepat, dan efektif.

3.      Materi Layanan Konseling Karir di SMA
Menurut Sciarra (2004 : 130) menjelaskan bahwa komponen dan kompetensi yang akan diberikan pada siswa SMA meliputi :
a.      Identifikasi pendidikan dan keterampilan yang dimiliki untuk memilih karir yang sesuai dengan bidangnya atau yang diminati
b.      Pengenalan dampak-dampak dari pilihan-pilihan karir yang telah dibuat
c.       Mengembangkan keterampilan yang dimiliki untuk membuat rencana karir
d.     Memahami potensi, bakat dan minat yang dimiliki
e.      Membuat keputusan terhadap pilihan karirnya
f.        Memahami bahwa perkembangan karir merupakan suatu proses yang harus dijalani selama hidup

4.      Strategi Layanan Konseling Karir di SMA
Strategi yang digunakan untuk SMA tidak jauh berbeda dengan strategi yang digunakan di SMP yaitu adanya pemberian informasi secara klasikal, bimbingan kelompok, konseling kelompok, konseling individual dan konsultasi. Dalam bimbingan kelompok atau klasikal dapat disampaikan dengan cara kunjungan-kunjungan ke tempat industri (terutama SMK), sosiodrama, outbound (bertema pengenalan tentang hal-hal yang dibutuhkan dalam kerja maupun pendidikan tinggi), mengikuti pameran-pameran pendidikan dan bursa kerja. Sedangkan untuk konseling kelompok dapat digunakan dengan modeling tokoh-tokoh yang sukses di bidangnya (melihat dan memperhatikan biografi dari tokoh tersebut). Konseling individual lebih bersifat insidental tetapi perlu juga diberikan model dalam merencanakan karir, contohnya dengan menggunakan model mindmap.

D.  Program Konseling Karir di SMK
1.      Tujuan Pendidikan SMK
            Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bagian dari Sistem Pendidikan Nasional. Sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, SMK merupakan pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu, kemampuan beradaptasi di lingkungan kerja, kemampuan melihat peluang kerja, dan mengembangkan diri di masa-masa mendatang.
            Secara spesifik tujuan pendidikan di SMK yang dinyatakan dalam Pedoman Kurikulum SMK tahun 2004 (Depdiknas, 2004 : 7) adalah sebagai berikut.
a.      Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, maupun bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program yang dipilihnya.
b.      Menyiapkan peserta didik agar mampu memiliki karir, ulet, dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.
c.       Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
d.     Membekali  peserta   didik   dengan   kompetensi-kompetensi   yang   sesuai
dengan program keahlian yang dipilih.
Lebih jauh, tujuan SMK juga dirumuskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk satuan pendidikan SMK sebagai berikut.
a.      Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja.
b.      Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya.
c.       Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan dan pekerjaannya.
d.     Berpartisipasi dalam penegakkan aturan-aturan sosial.
e.      Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras dan golongan soaial ekonomi dalam lingkup global.
f.        Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, keratif dan inovatif.
g.      Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, keratif dan inovatif dalam pengambilan keputusan.
h.      Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri.
i.        Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil terbaik.
j.        Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahlan masalah kompleks.
k.      Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial.
l.        Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab.
m.   Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
n.      Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni budaya.
o.      Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok.
p.     Menjaga kesehatandan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan.
q.      Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun.
r.       Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat.
s.       Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap urang lain.
t.        Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis.
u.     Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
v.      Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya.
   Berdasarkan tujuan tersebut, pemerintah mencangkan beberapa program berkaitan dengan SMK antara lain: a) peningkatan jumlah siswa SMK hingga mencapai perbandingan 70:30 antara siswa SMK dan siswa SMU pada tahun 2015, b) penitisan SMK bertaraf internasional yang pada akhir tahun 2010
harus  mencapai  jumlah  441 SMK,  c) revitalisasi  peralatan   pendidikan  SMK,     
d) pengembangan program kewirausahaan bagi para siswa SMK. 
   Menghadapi permasalahan seputar ketenagakerjaan dan tingginya angka pengangguran di Indonesia, lembaga pendidikan SMK diharapkan bisa menjadi salah satu solusi untuk permasalahan tersebut.  Selain bisa menjamin tamatannya menjadi terampil dan siap bekerja, biaya pendidikannya pun relatif lebih murah dan tidak membuthkan waktu yang lama.
Paradigma masyarakat pun memiliki tanggapan yang positif tentang SMK.  Para orang tua mengharapkan anaknya yang melanjutkan pendidikan ke SMK untuk bisa cepat bekerja.  Mereka menganggap SMK sebagai jalan paling cepat untuk masuk dunia kerja.  Hal ini memang benar adanya apabila siswa SMK memiliki profil yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan DUDI.
   Dalam sebuah pooling yang diselenggarakan oleh sebuah situs, karir.com (2007) mengungkapkan tiga hal yang menjadi tutan calon pemberi kerja yang modal dasar bagi calon tenaga kerja dan tentunya harus juga dimiliki oleh lulusan SMK yaitu 1) knowledge, 2) skill, dan          3) attitude.  Dalam merekrut tenaga kerja, calon pemberi kerja selalu mengutamakan tiga hal tersebut di atas. Mereka menginginkan pekerjanya memiliki pengetahuan yang cukup tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaannya dan ditunjang dengan latar belakang pendidikan yang sesuai dan memadai meskipun latar belakang pendidikan tidak menjadi prioritas utama. Selain pengetahuan, keterampilan merupakan modal utama dalam bekerja.  Kebanyakan perusahaan tidak mau mempekerjakan calon tenaga kerja yang perpengetahuan banyak dan memiliki gelar pendidikan yang tinggi namun tidak terampil dan piawai mengerjakan tugas-tugasnya ketika bekerja.  Hal ini akan menjadi suatu kerugian besar karena memiliki pekerja yang tidak efektif.  Perilaku merupakan nilai penunjang ketika bekerja.  Perilaku positif yang dapat menunjang pekerjaan tentunya akan menjadi katalisator efektifitas pekerjaan.  Calon tenaga kerja dengan attitude, behaviour dan performance yang baik akan sangat disukai oleh para pemberi kerja.
   Dalam hal ini, dikemenjur juga menggambarkan profil lulusan SMK yang merupakan cerminan dari visi, misi dan tujuan SMK.  Siswa lulusan SMK adalah siswa yang:
            Pertama, Siap Kerja. Tamatan SMK telah dibekali keterampilan dan kemampuan untuk bekerja di bidangnya sehingga mereka memilki kepercayaan diri yang lebih untuk siap bekerja tanpa perlu diberikan pelatihan tambahan lagi setelah lulus sekolah. Mereka juga dibekali kemampuan untuk berwirausaha sehingga dapat membuka usaha sendiri jika tidak mendapatkan pekerjaan di suatu perusahaan industri.
            Kedua, Cerdas. Kecerdasan yang dimiliki siswa SMK tidak hanya terbatas pada kecerdasan intelektual saja tapi juga harus cerdas secara spiritual, cerdas secara emosional dan sosial dan cerdas secara kinestik.
            Ketiga, Kompetitif. Jiwa kompetitif yang dimiliki oleh lulusan SMK adalah jiwa yang memiliki keinginan untuk menjadi agen perubahan dan pantang menyerah.  Hal ini seyogyanya sudah ditanamkan sejak tahun pertama di SMK.  Kemandirian serta kepribadian siswa SMK yang unggul memicu kesiapan mental mereka untuk siap bekerja atau membuka lapangan usaha sendiri.

2.      Karakteristik Perkembangan Karir Siswa SMK
Sebagaimana disebutkan pada bab sebelumnya, siswa SMK berada pada tahap perkembangan remaja. Oleh karenanya, Grand Theory perkembangan karir remaja yang digunakan adalah yang dikemukakan oleh Super (Sharf, 1992) dalam konsep life-stages. Super (Manrihu, 1992 : 1992) meringkas konsep life-stages ke dalam 12 proposisi. Berdasarkan 12 proposisi tersebut, Super membagi tahap perkembangan karir menjadi lima tahapan, yaitu : a) tahap pertumbuhan (growth); b) tahap eksplorasi (exploration); c) tahap pendirian (establishment); d) tahap pemeliharaan (maintenance); dan e) tahap kemunduran (decline) (Osipow, 1983 : 157; Manrihu, 1986: 27-29; Sharf, 1992:169). Menurut pendapat tersebut, maka tahap perkembangan karir remaja berada pada tahap eksplorasi (exploration).
            Berdasarkan uraian tersebut, karakteristik perkembangan karir siswa SMK sesuai dengan karakteristik perkembangan karir remaja, yaitu berada pada tahap eksplorasi (usia 15-24 tahun). Tahap eksplorasi ditandai dengan mulai melakukan penelaahan diri (self examination), mencoba membagi berbagai peranan, serta melakukan penjelajahan pekerjaan atau jabatan baik di sekolah, pada waktu senggang, maupun melalui sistem magang. Level eksplorasi meliputi tiga sub tahapan berikut.
            Pertama, Sub Tahap Tentatif (usia antara 15-17 tahun). Tahap ini dikarakterisasikan dengan mulai dipertimbangkannya aspek-aspek kebutuhan, minat, kapasitas, nilai-nilai dan kesempatan secara menyeluruh. Pilihan pada masa tentatif ini mulai diusahakan untuk keluar dari fantasi, baik melalui diskusi, bekerja, maupun aktivitas lainnya. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dimaknai bahwa tugas perkembangan karir pada masa remaja sub tahap tentatif ialah kristalisasi preferensi karir (Sharf, 1992 : 212-125; Manrihu, 1986: 28-29)
            Kedua, Sub Tahap transisi (usia antara 18-21 tahun). Tahap ini dikarakterisasikan dengan menonjolnya pertimbangan yang lebih realistis untuk memasuki dunia kerja atau latihan profesional serta berusaha mengimplementasikan konsep dirinya. Tugas perkembangan pada sub tahap transisi adalah spesifikasi preferensi karir.
            Ketiga, Sub Tahap Mencoba (trial)-dengan sedikit komitmen (usia antara 22-24), dikarakterisasikan dengan mulai ditemukannya lahan atau lapangan pekerjaan yang dipandang cocok, serta mencobanya sebagai sesuatu yang sangat potensial.

3.      Tujuan Bimbingan dan Konseling Karir di SMK
            Kecenderungan perubahan pola-pola dalam dunia kerja dan tempat kerja mempunyai pengaruh pada dunia pendidikan persekolahan khususnya yang berkaitan dengan pendidikan serta bimbingan dan konseling karir. Menurut ABKIN (2007 : 21-22) dalam Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal, bimbingan dan konseling karir di sekolah (SMA/SMK) ditujukan untuk memfasilitasi siswa agar :
a.      memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.
b.      memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi karir
c.       memiliki sikap positif terhadap dunia kerja, dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama
d.     memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan
e.      memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja
f.        memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi
g.      dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila seorang konseli bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir keguruan tersebut
h.      mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki.
i.        memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir. Selain itu, kecenderungan perubahan pola-pola pendidikan dan bimbingan karir tersebut, akan berpengaruh terhadap peran-peran konselor dalam melaksanakan proses pendidikan dan bimbingan karir. Hal yang paling mendasar ialah memahami dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan siswa dalam bangku sekolah.
            Pendapat lain dikemukakan oleh Muro & Kottman (1995) bahwa tujuan pengembangan karir untuk para siswa (remaja) di sekolah menengah (SMA/SMK) adalah mengembangkan kesadaran diri dan untuk mulai eksplorasi dan orientasi karir yang lebih formal. Secara rinci, program perlu menekankan membantu para siswa dengan penilaian tentang keserasian pribadi mereka, kemampuan, dan minat sebelum memusatkan pada atas eksplorasi dan orientasi karir. Para siswa perlu dipandu untuk mengevaluasi informasi karir dalam hubungan dengan penilaian pribadi mereka. Para siswa juga harus belajar konsep dasar teknologi. Lebih lanjut, Murro & Kottman (1995) mengemukakan tentang kompetensi karir yang harus dikembangkan pada tahap perkembangan karir remaja adalah sebagai berikut.
a.      Peningkatkan dan pengembangan konsep diri positif (positive self-concept) dan pemenuhan kebutuhan diri (self-efficacy) untuk pengembangan karir.
b.      Pemahaman teori (cognitive), sikap (affective), dan pengembangan psikomotorik diperlukan untuk pengambilan keputusan karir.
c.       Mempelajari nilai-nilai tentang tanggung jawab dan kebiasaan bekerja yang baik dan perencanaan untuk peluang pendidikan dan karir
d.     Menunjukkan kemampuan penguasaan teknologi dan mengidentifikasi bidang karir yang berhubungan dengan teknologi
            Berikut ini disajikan Tabel 9.1 mengenai karakteristik perkembangan karir remaja.
Tabel 9.1
Karakteristik Perkembangan Karir Remaja

Aspek
Indikator
Pengetahuan Diri
  Memperoleh pengetahuan tentang pentingnya konsep perkembangan karir
  Mengembangkan keterampilan untuk berinteraksi dengan orang lain
  Mengembangkan kesadaran tentang pentingnya perkembangan emosional dan fisik dalam pengambilan keputusan karir
Pengembangan Pendidikan Kejuruan
  Mengembangkan kesadaran tentang pentingnya prestasi pendidikan untuk melihat peluang karir
  Mengembangkan kesadaran tentang hubungan belajar dengan pekerjaan
  Mengembangkan kesadaran tentang hubungan timbal balik tanggung jawab pribadi, kebiasaan bekerja yang baik, dan peluang karir
  Memperoleh keterampilan untuk memahami dan menggunakan informasi karir
  Memperoleh kesadaran bagaimana karir berhubungan dengan fungsi dan kebutuhan masyarakat
Perencanaan dan Eksplorasi Karir
Mengembangkan kesadaran hubungan timbal balik antara peran hidup, gaya hidup, dan karir
Mengembangkan kesadaran perbedaan jabatan dan perubahan peran laki-laki dan perempuan

Sumber diadaptasi dari : Murro James J. & Kottmann, T. (1995). Guidance and Counseling in The Elementary and Middle Schools. New York : Brown & Benchmark Publisher.

4.      Materi Bimbingan dan Konseling Karir di SMK
Menurut Sciarra (2004 : 130) menjelaskan bahwa komponen dan kompetensi yang akan diberikan pada siswa SMK meliputi :
a.      identifikasi pendidikan dan keterampilan yang dimiliki untuk memilih karir yang sesuai dengan bidangnya atau yang diminati
b.      pengenalan dampak-dampak dari pilihan-pilihan karir yang telah dibuat
c.       mengembangkan keterampilan yang dimiliki untuk membuat rencana karir
d.     memahami potensi, bakat dan minat yang dimiliki
e.      membuat keputusan terhadap pilihan karirnya
f.        memahami bahwa perkembangan karir merupakan suatu proses yang harus dijalani selama hidup

5.      Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling Karir di SMK
Strategi yang digunakan untuk SMK tidak jauh berbeda dengan strategi yang digunakan di SMA yaitu adanya pemberian informasi secara klasikal, bimbingan kelompok, konseling kelompok, konseling individual dan konsultasi. Dalam bimbingan kelompok atau klasikal dapat disampaikan dengan cara kunjungan-kunjungan ke tempat industri sosiodrama, outbound (bertema pengenalan tentang hal-hal yang dibutuhkan dalam kerja maupun pendidikan tinggi), mengikuti pameran-pameran pendidikan dan bursa kerja. Sedangkan untuk konseling kelompok dapat digunakan dengan modeling tokoh-tokoh yang sukses di bidangnya (melihat dan memperhatikan biografi dari tokoh tersebut). Konseling individual lebih bersifat insidental tetapi perlu juga diberikan model dalam merencanakan karir, contohnya dengan menggunakan model mindmap.

Referensi  :
Uman Suherman. (2013). Bimbingan dan Konseling Karir : Sepanjang Rentang Kehidupan. Bandung : Rizki Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penguatan Integrasi Pendidikan

PENGUATAN INTEGRASI PENDIDIKAN DALAM ERA DISUPSI Oleh :  Asep Rohiman Lesmana, M.Pd. Pendidikan merupakan suatu entitas yang s...